Nelayan tradisional di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sejak beberapa hari terakhir ini tidak melaut akibat cuaca buruk yang ditandai gelombang tinggi disertai angin kencang.
"Kami berharap cuaca buruk itu tidak berlangsung lama, sehingga nelayan kembali melaut," kata Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun Kabupaten Lebak Wading, di Kabupaten Lebak, Jumat.
Baca juga: Polres Lebak terjunkan 450 personel amankan kegiatan Ramadhan dan Lebaran
Baca juga: Polres Lebak terjunkan 450 personel amankan kegiatan Ramadhan dan Lebaran
Para nelayan tradisional yang tidak melaut itu menggunakan tangkapan perahu dan mesin motor tempel. Sebab, tinggi gelombang di perairan Banten selatan atau Samudra Hindia berkisar antara 2,5 meter sampai 4.0 meter.
Kondisi demikian, para nelayan tradisional itu tidak berani melaut untuk menghindari kecelakaan laut.
"Semua nelayan yang tidak melaut itu sebagai anggota koperasi dan kini mereka usaha lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," kata Wading.
Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah mengatakan nelayan yang tidak melaut itu kebanyakan nelayan kecil yang menggunakan perahu dan mesin tempel untuk menghindari kecelakaan laut.
"Kami memperkirakan nelayan yang tidak melaut itu sekitar 1.500 orang," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang, Banten Tarjono mengatakan cuaca buruk tersebut di perairan Banten selatan atau Samudra Hindia dengan tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter.
Dengan demikian, nelayan dan pelaku pelayaran harus siaga serta waspada dampak gelombang tinggi untuk menghindari kecelakaan laut.
"Kami mengimbau nelayan sebaiknya tidak melaut untuk menghindari kecelakaan laut," katanya pula.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nelayan tradisional di Lebak tidak melaut akibat dilanda cuaca buruk