Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Lebak, Banten berkomitmen mengentaskan kemiskinan ekstrem melalui penyaluran bantuan sosial, pendidikan, dan ekonomi kepada masyarakat setempat.
Ketua Baznas Kabupaten Lebak Wawan Gunawan di Lebak, Senin, mengatakan pihaknya hingga saat ini menyalurkan bantuan sosial, pendidikan, dan peningkatan ekonomi masyarakat agar kehidupan mereka menjadi sejahtera, sekaligus menghapuskan kemiskinan ekstrem.
Baznas memiliki kewajiban membantu masyarakat yang masuk delapan golongan penerima zakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan, antara lan fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim,fi sabilillah dan ibnusabil.
Saat ini, Baznas telah menyalurkan bantuan kemanusiaan di antaranya renovasi rumah tidak layak huni (RTLH), santunan fakir miskin, ibnusabil, santunan kematian, kebencanaan, dan sembako.
Bantuan untuk pendidikan, katanya, dengan menyalurkan pakaian seragam dan biaya bantuan bagi siswa dari keluarga berekonomi tidak mampu.
Penyaluran bantuan untuk kesehatan dengan memberikan layanan kesehatan dan cakupan air bersih serta pemberian aneka makanan untuk anak stunting.
Hingga Maret 2023, Baznas Lebak memberikan bantuan kepada Puskesmas Leuwidamar sebesar Rp5 juta untuk penanganan stunting, sedangkan bantuan untuk Kalanganyar berupa sembako dan daging hewan untuk 12 anak stunting.
Di bidang ekonomi, pihaknya memberikan permodalan dana bergulir untuk kelompok usaha bersama (Kube) sebesar Rp600 juta dan pengembangan budi daya peternakan domba.
"Semua bantuan itu untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem sehingga kehidupan mereka lebih baik dan sejahtera," kata Wawan.
Ia menjelaskan selama ini penyaluran bantuan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dari dana umat yang dikelola Baznas Kabupaten Lebak. Pengumpulan dana zakat pada 2022 ditargetkan sebesar Rp5 miliar namun terealisasi Rp4 miliar, sedangkan target pengumpulan dana zakat pada 2023 sebesar Rp6 miliar.
Pihaknya saat ini mengoptimalkan sosialisasi program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat membayar zakat.
"Kami berharap target pengumpulan zakat tahun ini bisa terealisasi, sehingga bisa menghapus kemiskinan ekstrem," kata dia.
Seorang warga Kecamatan Rangkasbitung, Udi (45), mengaku memperoleh bantuan modal bergulir dari Baznas untuk mengembangkan usaha berjualan aneka makanan dan hingga saat ini sudah memiliki kios.
Penyaluran bantuan modal itu awalnya sebesar Rp500 ribu, namun saat ini usahanya berkembang hingga menerima pinjaman modal Rp2 juta.
"Kami sehari bisa menghasilkan omzet Rp800 ribu setelah usahanya berkembang," katanya.
Seorang pedagang sayuran keliling yang juga warga Kecamatan Kalanganyar, Maesaroh (40), mengaku menerima bantuan modal usaha tahap kedua dari Baznas sebesar Rp1 juta.
Ia mengaku telah menggunakan bantuan itu untuk usaha ekonomi sehingga saat ini beroleh keuntungan bersih mencapai Rp100 ribu per hari."Kami banyak berterima kasih kepada Baznas dengan menerima permodalan tanpa bunga bisa bertahan ekonomi keluarga dengan sejahtera," katanya.