Tangerang (Antara News) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, Komarudin Hidayat, mengatakan perlunya mengedepankan moral dan spiritual dalam berkehidupan bernegara agar terhindar dari bencana.
"Kekayaan apabila tidak dikelola dengan pikiran yang sehat justru dapat menjadi malapetaka," kata Komarudin dalam sambutannya pada acara Halalbihalal karyawan Lippo Group di Karawaci Tangerang, Selasa.
Hadir pada acara tersebut Chairman Lippo Group Mochtar Riady, Presdir Lippo Group Theo L Sambuaga, komisaris PT Lippo Karawaci Tbk Tanri Abeng dan Surjadi Soedirdja, dan Emirsyah Satar Chairman MatahariMall.com, serta jajaran pimpinan anak-anak usaha Lippo lainnya.
"Dalam menjalani kehidupan tidak semata-mata memenuhi kebutuhan fisik, intelektual, estetika semata-mata, tetapi juga harus memiliki moral spiritual. Semua itu harus dapat diintegrasikan secara harmonis dalam kehidupan," ujar Komarudin.
Perwujudan dari semua itu dapat dilihat dari kemampuan kita dalam menahan diri. Puasa yang dijalankan satu bulan penuh merupakan latihan agar kita mampu menahan diri. Bahkan bangsa yang besar dapat terwujud apabila masyarakatnya dapat menahan diri, kata Komarudin.
Komarudin mengemukakan bangsa akan maju apabila masyarakatnya pintar mencari duit atau penghasilan, bisa hidup hemat, serta mampu menahan diri untuk tidak masuk ke dalam kehidupan yang berfoya-foya (hedonisme).
Chairman Lippo Group Mochtar Riady sependapat dengan Komarudin. Dia mengatakan keberhasilan Lippo tidak terlepas dari capaian fisik, intelektual, estektika, moral, dan spiritual para pimpinan dan karyawan yang mampu berjalan seimbang.
Mochtar mengatakan dalam rangka mewujudkan itu tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses kerja keras. Untuk itu dia sangat mengapresiasi capaian-capaian pimpinan dan karyawan Lippo Group beserta unit-unit bisnisnya selama ini.
Lebih jauh Surjadi Soedirdja mengatakan, sebagai warga negara Indonesia sangat beruntung memilik generasi yang telah dibekali lima prinsip dasar semacam itu, hal inilah yang membuat Indonesia dapat terus berkembang.
Lima prinsip dasar tersebut (fisik, intelektual, estetika, moral, spiritual) itu merupakan pegangan setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya, kata Surjadi.
"Seseorang yang dianugerahi kemampuan beretorika yang bagus, logika berpikirnya jelas, serta dibekali intelektual yang tinggi tetapi tidak memiliki moral yang baik maka dapat menjerumuskan banyak orang bahkan bisa menimbulkan kekacauan," kata Surjadi.
Surjadi mengatakan perlunya melakukan introspeksi dalam usia ke-70 RI tahun ini apa saja yang telah kita perbuat, apakah capaian yang kita lakukan selama ini sudah optimal atau malah tertinggal.
"Kita masih membutuhkan keseimbangan lima prinsip dasar tersebut agar dapat melanjutkan pembangunan agar dapat mengejar semua ketertinggalan," kata Surjadi.