Lebak (AntaraBanten) - Bulog Divisi Regional Lebak-Pandeglang menyerap sebanyak 6.500 ton beras lokal sehingga dapat memenuhi ketersedian pangan untuk masyarakat miskin di daerah itu.
"Kami optimistis penyaluran beras untuk masyarakat miskin atau raskin dapat dipenuhi oleh beras lokal," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Lebak-Pandeglang Herman Sadik di Lebak, Jumat.
Menurut dia, selama ini penyerapan beras petani dari Kabupaten Lebak-Pandeglang relatif baik karena bisa memenuhi kebutuhan pangan.
Penyerapan beras lokal hingga pertengahan Mei 2015 mencapai 6.500 ton dan gabah kering giling (GKG) 595 ton.
Kemungkinan penyerapan beras lokal terus berlangsung hingga panen Juni mendatang.
"Kami berharap petani terus memaksimalkan produktivitas pangan sehingga dapat memenuhi ketersedian pangan untuk pendistribusian raskin," katanya.
Ia mengatakan, wilayah Kabupaten Lebak-Pandeglang hingga kini ditetapkan sebagai daerah sentra lumbung pangan di Provinsi Banten.
Produksi beras di daerah itu mampu menyumbangkan ketersedian pangan untuk raskin, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
Untuk itu, Perum Bulog siap menampung beras petani dengan harga patokan pemerintah (HPP) yakni beras sebesar Rp7.300/kg, gabah kering panen (GKP) Rp3.700/kg dan GKG Rp4.650/kg.
Pembelian beras lokal tersebut berdasarkan Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 05/2015 guna menjaga kualitas beras itu.
Dalam inpres itu diatur dengan kader 14 persen, sosoh 95 persen, broken dua persen serta menir dua persen.
"Kami hingga kini pendistribusian beras raskin tidak ada masalah karena kualitasnya cukup bagus, selain rasanya pulen juga beraroma," ujarnya menjelaskan.
Untuk memenuhi ketersedian beras lokal, kata dia, pihaknya menjalin dengan 30 kemitraan diantaranya dengan Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan), Satuan Petugas Pengadaan, Unit Penaggulangan Gabah Beras (UPGB).
Dengan kemitraan ini, diharapkan petani lokal bisa memasok beras untuk program raskin.
Pihaknya menargetkan kemitraan itu dapat menyerap beras lokal dari Kabupaten Lebak 6.902 ton dan Kabupaten Pandeglang 5.554 ton.
"Kami optimistis target swasembada beras bisa terealisasi dalam tiga tahun ke depan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pihaknya menyambut positif dengan kerja sama Bulog yang siap menampung beras lokal, sehingga dipastikan pendapatan ekonomi petani meningkat.
Kerja sama ini, selain bisa memenuhi ketersedian pangan di Provinsi Banten juga mendongkrak kesejahteraan petani.
"Kami minta petani terus meningkatkan indeks penanaman (IP) juga produksi dan produktivitas pangan untuk memenuhi kebutuhan Bulog," katanya.
Ketua Kelompok Tani Sukabunga, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Ruhyana mengaku petani di wilayah ini mampu menyerap beras sebanyak 30 ton untuk kebutuhan Bulog setempat.
Penyerapan beras lokal ini tentu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi,terlebih harga beras cukup tinggi di pasaran.
"Kami panen tahun ini menguntungkan karena harga beras cukup tinggi dan diperkirakan pendapatan bisa mencapai Rp27 juta/hektare," katanya.