Sahabat Relawan Indonesia (SRI) mengapresiasi Menteri BUMN Erick Thohir yang membantu perbaikan Puskesmas Pembantu (Pustu) Nangerang Kecamatan Cirinten yang melayani masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten.
"Dengan perbaikan pustu itu dapat melayani kesehatan dasar juga pengobatan masyarakat Badui dan warga sekitarnya," kata Koordinator SRI Muhammad Arif Kirdiat di Lebak, Minggu.
Perbaikan Pustu Nangerang tersebut setelah dua tahun terbengkalai dan tidak dimanfaatkan untuk pusat pelayanan kesehatan.
Baca juga: Pemkab Lebak perluas jejaring usaha perajin gula aren manfaatkan pasar online
Baca juga: Pemkab Lebak perluas jejaring usaha perajin gula aren manfaatkan pasar online
Saat itu, Menteri BUMN berkunjung ke pemukiman Badui untuk melihat kondisi masyarakat adat Badui yang menjadi korban kebakaran hingga mengakibatkan puluhan kepala keluarga terdampak.
Dari situlah, kata dia, dirinya melobi Pak Erick Tohir dan mengabulkan perbaikan Pustu Nangerang.
Sedangkan, untuk operasional bulanan dibantu oleh Alfamart yang memberi ambulans yang siaga di daerah itu.
Tim dokter banyak dibantu teman-teman dari Ikatan Dokter Indonesia ( IDI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan relawan lainnya.
"Kami mengganti pustu itu menjadi Poskesdes Saung Sehat Badui. Kalau pustu harus berada di bawah puskesmas, namun Poskesdes diprakarsai oleh diesa dengan tenaga medis mandiri," katanya.
Menurut dia, selama ini kegiatan sosial kesehatan di Badui sejak setahun terakhir, tercatat 5.700 pasien dengan beragam penyakit.
Dua Poskesdes di Nangerang (Badui Selatan) dan Ciboleger (Badui Utara) melayani selama 6 hari (Senin-Sabtu) dan kunjungan rutin keliling kampung ke kampung bersama dokter, perawat dan bidan.
"Kami bergerak di Badui dengan aksi sosial kesehatan dilakukan sejak setahun terakhir setelah mendapat surat mandat dari Jaro Saija atau tokoh adat masyarakat Badui," katanya.
Ia mengatakan berbagai penyakit telah terpetakan dan dicarikan solusi baik keluarga pasien mulai dari keluarga Jaro, warga biasa hingga warga luar Badui.
Pekan lalu, saat muncul demam, batuk dan lemas terdeteksi di Badui Selatan dan tim dokter bergerak dan mencoba mengambil sampel darah guna penelitian laboratorium.
Usul ini dilontarkan dr Sari Lestari dan sampel diambil oleh perawat senior Kang Ali Fahmi di bawah supervisi dr Eling.
Pada hari kedua observasi, dilakukan dr Omat Rachmat Hasbullah ikut terjun langsung ke lapangan memantau kondisi beberapa pasien demam yang melanda anak-anak di Badui wilayah selatan.
Beberapa kegiatan kerap dilakukan hingga malam hari dan kadang harus kehujanan.
Tidak semua tim medis mau dibayar dan bahkan kerap para dokter yang membelikan obat, susu, hingga bensin mobil.
"Kami sangat memahami kondisi pasien tertentu yang sudah parah, namun menemui hambatan. Kami melakukan pendekatan dan hati-hati untuk memahami adat serta budaya di Badui agar tidak bentrok dan tetap bisa jalan dengan aman dan tenang," katanya.