Serang (ANTARA) - Kementerian Republik Indonesia terus memperluas deteksi dini diabetes dengan melakukan skrining gula darah dan HbA1c di lokasi-lokasi fasilitas kesehatan primer.
"Target kami 100 persen tercapai pada 2024," kata Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan tertulis, Sabtu.
Baca juga: WHO dan Kemenkes apresiasi pelayanan TBC di faskes Kota Tangerang
Data Kemenkes menyebutkan lebih dari 530 juta orang di dunia saat ini menderita penyakit diabetes, sebanyak 19 juta orang di antaranya berada di Indonesia.
Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat hingga 23 juta orang pada 2030, dan 28 juta orang pada 2045, jika sistem skrining maupun pengelolaan diabetes yang tersedia saat ini tidak dikembangkan secara cepat dan tepat.
Dante mengatakan penderita diabetes yang telat terdiagnosa, memiliki risiko gagal ginjal, kebutaan, sakit jantung, bahkan kematian.
Kasus kematian akibat diabetes menduduki peringkat ketiga terbesar risiko penyakit di Indonesia.
Sementara itu dalam upaya penanggulangan penyakit diabetes, BioAlpha menghadirkan suplemen berbahan utama asal Jepang Sopalpha untuk memperbaiki kinerja insulin di dalam tubuh.
Sopalpha bekerja dengan merangsang hormon IGF (insulin like growth hormon), yang membantu memperbaiki kinerja insulin dalam tubuh.
Insulin berfungsi untuk mengantar glukosa dari makanan menuju sel tubuh untuk diubah menjadi energi, sehingga glukosa tidak menumpuk di darah menjadi gula darah (diabetes).
Kemenkes RI terus perluas deteksi dini diabetes
Minggu, 14 Agustus 2022 20:33 WIB
Kasus kematian akibat diabetes menduduki peringkat ketiga terbesar risiko penyakit di Indonesia