Kabupaten Pandeglang (ANTARA) - Warga Kampung Patikang, Desa Citeureup, Kabupaten Pandeglang, Banten, tidak pernah menyangka bisa meningkatkan perekonomian keluarga lewat budidaya pohon mangrove.
Warga sekitar yang umumnya bekerja sebagai nelayan, kini tidak lagi menggantungkan mata pencaharian mencari ikan dilaut, disaat masa paceklik, warga sekitar memilih melakukan pembibitan pohon mangrove.
Diakui Deden Sudiana selaku Ketua Pokdarwis Putri Gundul, selaku pengelola Kawasan Edu-ekowisata Lembur Mangrove Patikang ditemui di lokasi pada Senin (20/06) lalu menjelaskan. Warga sekitar mulai bersemangat mengembangkan pembibitan pohon mangrove karena hasilnya cukup menjanjikan.
"Setiap sembilan bulan, warga sekitar bisa memanen seratus hingga dua ratus ribu bibit pohon mangrove yang bisa dijual dengan harga Rp5.000 per pohonnya," Jelasnya.
Semua itu menurutnya, berjalan berkat dukungan Chandra Asri Petrochemical dalam mendukung pengembangan Kawasan Edu-ekowisata Lembur Mangrove Patikang yang kini terbukti membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu Director Of Legal External and Economy Circular CAP Edi Rivai menjelaskan, bantuan dana pembinaan yang diberikan CAP merupakan bentuk dukungan Perusahaan dalam mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia dan komitmen terhadap ESG, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) bekerja sama dengan para mitra, untuk membangun Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang Lestari, di Kampung Patikang, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Program tanggung jawab perusahaan untuk sosial dan lingkungan ini merupakan usaha Perusahaan dalam merawat dan melestarikan bumi, sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Ke-13 mengenai perubahan iklim.
Pembangunan Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang ini juga diharapkan berkontribusi pula dalam upaya pelestarian daerah pesisir sekaligus mendorong perekonomian masyarakat sekitar.
Setelah merampungkan tahap pertama lewat perbaikan trek dan pembangunan saung edukasi Chandra Asri, Perusahaan kini meninjau proyek untuk selanjutnya melakukan studi analisa guna menentukan area khusus konservasi dan pengembangan wisata.
Pengembangan Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang juga dapat menjadi jawaban untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Selain itu, kawasan yang mencakup area seluas 9.500 m2 ini dimaksudkan untuk memaksimalkan blue carbon sebagai bagian dari proses dekarbonisasi. Saat ini area Edu-ekowisata Mangrove Patikang sedang tahap analisa pemantauan ekosistem mangrove agar perusahaan dapat mengetahui upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga ekologinya. Jika studi sudah rampung, rencananya penanaman mangrove akan kembali dilaksanakan di 2022 ini.
Untuk itu Chandra Asri bekerjasama dengan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) untuk membangun Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang Lestari. Dalam proses pembangunanya, Chandra Asri juga menerapkan pemanfaatan berganda dengan mengolah limbah non B3 berupa palet kayu bekas menjadi trek sepanjang 29 meter pada tahun 2021 dan 150 meter pada 2022 ini. Dari segi dampak ekonomi, Kawasan mangrove yang berada di pesisir Pandeglang ini merupakan daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Dengan terbentuknya Kawasan Edu-ekowisata Mangrove, Kampung Patikang diharapkan menjadi destinasi wisata baru yang dikelola oleh komunitas sekaligus memelihara kelestarian mangrove sebagai daya tarik utamanya serta meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah penyangga. Lebih lanjut, Perseroan juga akan memberikan pelatihan bagi komunitas lokal tentang pengelolaan kawasan wisata, pengolahan produk mangrove serta pendampingan pemasaran dan pengembangan kawasan wisata melalui kolaborasi sinergis dan berkelanjutan dengan Dinas Pariwisata Provinsi Banten. Saat ini area pembangunan sedang dalam tahap analisa untuk menentukan area khusus konservasi dan area pengembangan wisata.
Tak hanya itu selain membangun trek sepanjang 29 meter menggunakan limbah non B3 berupa palet kayu bekas dan inner roll. Chandra asri menyumbangkan palet kayu bekas kepada pengrajin disekitar Desa Patikang, Banten untuk dijadikan kerajinan tangan seperti jam kayu, plakat kayu.
CAP juga melakukan pemberian Canoe wisata hasil kerja sama dengan pelanggan Chandra Asri yang diserahkan pada 2 Desember 2021 lalu, diperuntukkan sebagai fasilitas untuk berkeliling di area Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang dan untuk menggaet wisatawan.
Kawasan Edu-Ekowisata Mangrove Lembur Patikang bangkitkan ekonomi warga lewat pembibitan mangrove
Rabu, 22 Juni 2022 16:15 WIB
Setiap sembilan bulan, warga sekitar bisa memanen seratus hingga dua ratus ribu bibit pohon mangrove yang bisa dijual dengan harga Rp5.000 per pohonnya