Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mencatat sepanjang April sampai Jumat (17/6) Juni 2022 terjadi 49 kejadian bencana alam dengan kerugian Rp 2,8 miliar.
"Dari 49 kejadian bencana alam itu tidak ada korban jiwa," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal di Lebak, Sabtu.
Baca juga: Ponpes MQL cetak santri penghapal alquran 30 juz
Baca juga: Ponpes MQL cetak santri penghapal alquran 30 juz
Sebagian besar kejadian bencana alam di Kabupaten Lebak akibat cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang.
Kejadian bencana alam itu di antaranya banjir, kebakaran, longsor, pergerakan tanah, pohon tumbang, angin puting beliung, rumah roboh, sambaran petir dan gempa tektonik.
Bahkan, terakhir kejadian bencana alam di Desa Cilangkap Kecamatan Kalanganyar dilaporkan enam rumah rusak berat dan ruas jalan antardesa ambles sepanjang 70 meter dengan kedalaman dua meter.Begitu juga bencana alam di Desa Parakan Besi Kecamatan Bojongmanik sepanjang 40 meter jalan antardesa ambles dan satu unit rumah rusak berat.
"Kami sudah melaporkan bencana alam itu kepada Bupati Iti Octavia untuk mendapatkan bantuan logistik hingga dana tunggu hunian ( DTH)," katanya menjelaskan.
Menurut dia, selama ini, wilayah Kabupaten Lebak masuk daerah langganan bencana alam, karena terdapat perbukitan, pegunungan dan aliran sungai.
Untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa, BPBD Lebak memberikan edukasi dan simulasi kepada masyarakat tentang bagaimana penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
Minimal, ujar dia, mereka bisa menyelamatkan diri sendiri sehingga terhindar dari bencana alam itu.
BPBD Lebak juga menyampaikan peringatan dini kewaspadaan kepada aparatur kecamatan, desa dan relawan tangguh di 28 kecamatan.
"Kami hingga kini menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat agar waspada bencana alam menghadapi cuaca ekstrem itu," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Karman (45) warga korban bencana tanah bergerak di Kalanganyar Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini terpaksa mengungsi ke rumah mertua setelah rumah dan pabrik tahu miliknya rusak berat akibat tanah bergerak.
Kejadian bencana pergerakan tanah yang menerjang tempat tinggalnya itu setelah beberapa hari terakhir dilanda hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
"Kami berharap pemerintah daerah dapat merelokasi ke tempat lain dengan dibangun hunian tetap," katanya.*