Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hingga kini belum direlokasi warga korban bencana banjir bandang tahun 2022 akibat terbentur lahan.
"Kita sudah mencari lahan untuk relokasi, namun semuanya berpotensi menimbulkan bencana alam," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Sabtu.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Kabupaten Lebak capai 13.606 orang
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Kabupaten Lebak capai 13.606 orang
Pemerintah daerah hingga kini kesulitan untuk membangun hunian tetap (huntap) untuk warga korban banjir bandang ke tempat yang lebih aman, karena terkendala lahan itu.
Sebagian besar warga korban bencana alam itu berada di Kecamatan Lebak Gedong yang lokasinya di kaki Gunung Halimun Salak yang berpotensi banjir bandang dan longsor.
Masyarakat yang terdampak banjir bandang tahun 2020 tercatat 378 rumah tersebar di Kecamatan Lebak Gedong, Curug Bitung, Cipanas dan Sajira.Mereka saat ini menempati hunian sementara (huntara) yang dibangun oleh warga setempat secara gotong royong juga ada dari para relawan dengan kondisi memprihatinkan.
'Solusi yang terbaik satu-satunya harus direlokasi ke luar kecamatan, tetapi masih berada di wilayah Lebak yang aman dari ancaman bencana alam dibandingkan di kaki Gunung Halimun Salak," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, korban banjir bandang terparah di perkampungan di Kecamatan Lebak Gedong, hingga menimbulkan sembilan korban jiwa.
Selain itu juga ratusan kepala keluarga mengungsi ke berbagai lokasi hingga menempati huntara.
"Kami minta warga korban bencana alam yang tinggal di huntara Cigobang agar bersabar dan dipastikan tahun 2022 bisa direalisasikan memiliki huntap," katanya.
Sementara itu, Iyan (60), tokoh masyarakat di lingkungan Huntara I Cigobangq, Kabupaten Lebak, mengatakan warganya dua tahun lebih menempati gubuk-gubuk tenda huntara dengan kondisi tidak layak huni juga acap bocor di musim hujan.
Gubuk huntara itu memiliki ruangan sekitar 4×4 meter, terpaksa tidur bersamaan dengan istri dan anak-anak hingga saling berdesakan dalam ruangan sempit itu.
Warga yang menempati gubuk di Blok Huntara I sekitar 86 kepala keluarga (KK) Cigobang Kecamatan Lebak Gedong terkadang mengalami gangguan kesehatan lingkungan, terlebih menjelang Ramadhan.
"Kami berharap pemerintah setempat secepatnya bisa merealisasikan huntap agar hidup lebih aman dan nyaman serta sehat dan layak huni itu," katanya menjelaskan.*