Serang, (Antaranews) - Banjir yang melanda enam desa di Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten, akibat hujan deras yang terjadi sejak Senin (20/1) telah merendam sekitar 470 rumah penduduk.
Hujan yang tidak berhenti sampai Selasa (21/1) itu mengakibatkan rumah-rumah penduduk digenangi air hingga ketinggian air mencapai 2 meter, tetapi tidak ada korban jiwa dalam bencana itu, dan sempat melumpuhkan aktivitas warga setempat.
Pantauan dilokasi hingga pukul 15:30 WIB, air selain merendem rumah warga juga ratusan lahan pesawahan sehingga terancam gagal panen. Adapun 470 rumah yang terendam tersebar di enam desa meliputi, Desa Citasuk sebanyak 240 rumah warga, Cipayung, (80), Batu Kuwung (80, Desa Cikoneng dan Ciseke 70 rumah.
"Terbanyak di Desa Citasuk tepatnya di Kampung Sukamaju 240 rumah. Sebagian warga sudah dievakuasi ke Masjid setempat. Sementara tiga desa lainnya tinggi air satu setengah meter," kata Kepala Desa (Kades) Citasuk, Kecamatan, Padarincang, Kabupaten Serang, Iming Muhaimin dilokasi.
Ia mengatakan ketinggian air yang terus naik terjadi sejak Selasa (21/1) pukul 05.00 WIB. Tepatnya pukul 09.00 WIB, aktifitas air terus meninggi hingga mencapai 2 meter atau sedada orang dewasa.
"Banjir yang merupakan bencana tahunan ini akibat meluapnya Kali Cikalumpang, hal itu disebabkan kondisi kali dangkal banyak sampah sehingga air masuk ke pemukiman warga," kata Iming.
Sedangkan warga yang memilih untuk bertahan dirumahnya masing-masing, terlihat terus berupaya membuang air yang masuk sampai dalam. Ada juga sebagian warga yang kebingungan untuk memeriksakan kesehatan dan meminta obat, lantaran posko kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) jauh dari lokasi rumah warga yang terendam tersebut.
Hanya saja terlihat, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang yang tengah sibuk dengan satu unit perahu kareta untuk mengevakuasi warga dimana air tak kunjung surut.
"Kami hanya membantu satu unit perahu karet dan lima pelampung saja, sisanya akan menyusul," ujar Pelaksana Penanggulangan Bencana pada BPBD Kabupaten Serang, Iwan Rahmat, didampingi dari Mapolsek dan Koramil setempat.
Namun disayangkan hingga sore hari warga mengeluhkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang lantaran belum adanya upaya bantuan berupa logistik, dimana masyarakat yang dievakuasi dipenampungan sangat mengharapkan.
"Hanya dari BPBP, Dinkes dan PMI saja yang sudah membantu. Namun mereka tidak membawa bantuan berupa logistik maupun air bersih. Saya berharap pemerintah agar cepat tanggap," kata Ketua RT 05 Kampung Sukamaju, Desa Citasuk, Ujang saat ditemui di penampungan di Masjid setempat.
Sementara Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bendung Pamarayan, Kabupaten Serang, Hermanto UPT mengatakan hingga saat ini kondisi debit air di bendung tersebut sudah memasuki status waspada sekitar pukul 17.00 WIB. Karena debit air sudah mencapai 1.368 meter kubik per detik.
"Angka itu naik drastis dari debit air untuk ukuran normal yang hanya 188 meter kubik per detik. Meningkatnya debit air tersebut dikarenakan mendapat air kiriman dari hulu Sungai Ciujung di Kabupaten Lebak yang terus diguyur hujan tanpa henti selama dua hari terakhir. Dua pintu dibuka dan ketinggian hanya dua meter," ujarnya.
Hermanto menjelaskan meski menurut informasi yang didapat pihaknya menyebutkan jika hulu Sungai Ciujung sudah diguyur hujan tanpa henti sejak dua hari terakhir. Namun peningkatan debit air mulai terlihat pada Selasa (21/1) dengan rincian pada pukul 09.00 WIB debit air mencapai 620 meter kubik per detik. Kemudian pukul 11.00 WIB kembali naik mencapai 760 meter kubik per detik.
"Itu masih terus naik pada pukul 12.00 WIB sebesar 1.008 meter kubik per detik, pukul15.00 WIB 1.332 meter kubik perdetik. Serta memantau terakhir pada pukul 17.00 WIB pada sebesar 1.368 meter kubik per detik," katanya menjelaskan.
Dengan debit air tersebut, lanjutnya, maka status di Bendung Pamarayan sudah masuk status awas yang artinya sudah berpotensi menimbulkan banjir besar di daerah hilir Sungai Ciujung. Namun begitu tingginya debit air masih terhitung data ditampung oleh Bendung Pamarayan yang memiliki kapasitas sebesar 2.500 meter kubik per detik.
"Ini sudah masuk status awas karena sudah sangat berpotensi menimbulkan banjir," ungkapnya.
Menurut Hermanto, untuk meminimalisir terjadinya banjir diwilayah hilir Sungai Ciujung pihaknya akan mencoba melakukan mengatur buka tutup pintu bendung untuk mengatur pola buangan air dari bendung ke hilir sungai.
"Kami akan coba terapkan buka tutup pintu bendung karena hingga saat ini debit air masih sangat berpotensi bertambah mengingat Kabupaten Lebak masih terus diguyur hujan," tuturnya.