Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Lebak,Banten kembali membangkitkan perguliran ekonomi masyarakat setempat setelah kasus pandemi COVID-19 di daerah ini menurun drastis.
Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lebak Rifai Artamin di Lebak,Rabu, mengatakan sejak sebulan terakhir pemerintah daerah membolehkan kembali kegiatan ekonomi masyarakat setelah kasus pandemi landai.
Baca juga: Legislatif Lebak apresiasi Gubernur WH majukan Banten
Baca juga: Legislatif Lebak apresiasi Gubernur WH majukan Banten
Bahkan, penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menurun dari Level 2 kini menjadi Level 1.
Saat ini, kata dia, destinasi wisata dan pelaku ekonomi lainnya kembali dibuka, namun tetap wajib mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker.
Pihaknya mengapresiasi BUMDes Desa Cimenteng Jaya Cibadak yang mengelola wisata air kembali ramai menggulirkan ekonomi masyarakat setempat juga menyerap lapangan pekerjaan.
Begitu juga BUMDes Cimangenteung Rangkasbitung menggeluti usaha material bangunan.
"Kami menerima laporan BUMDes yang kembali bangkit meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat tercatat 68 dari 275 unit, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, saat ini, berbagai pelaku usaha yang dikelola BUMDes dipastikan kembali normal sehubungan kasus penyebaran virus corona menurun.
Mereka pelaku usaha itu di antaranya mengelola bidang aneka kerajinan bambu, batik, kuliner, wisata, perdagangan hingga bergerak di bidang jasa.
Oleh karena itu, perguliran ekonomi masyarakat menjadi lebih baik dengan bangkitnya BUMDes tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.
"Kami mendorong BUMDes menjadi lokomotif ekonomi padesaan dan mampu mengatasi kemiskinan ekstrem dan pengangguran, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, saat ini, perkembangan BUMDes di Kabupaten Lebak tumbuh dan tercatat 275 dari 340 desa.
Pemerintah daerah memberikan kemudahan untuk membantu usaha yang dikelola BUMDes dengan memberikan kemudahan proses perizinan usaha.
Selain itu juga dioptimalkan pembinaan, pelatihan hingga mendapatkan suntikan modal dari Alokasi Dana Desa ( ADD) mulai Rp 100 juta hingga Rp 300 juta.
Tujuan BUMDes itu, kata dia, dapat menggali dan mengelola potensi desa agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kami optimistis BUMDes di daerah ini berkembang guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, " katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Desa Cimenteng Jaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Aan Supiana mengatakan pengembangan usaha wisata air yang dikelola BUMDes seluas 1.500 meter persegi kini mulai ramai dikunjungi wisatawan setelah 1,5 tahun ditutup akibat pandemi.
Saat ini, kata dia, pengunjung yang datang ke sini tetap dibatasi karena masih diterapkan PPKM Level 1.
"Kita hanya membolehkan kunjungan wisatawan sekitar 450 orang, " katanya.
Ia menyebutkan, BUMDes Desa Cimenteng Jaya yang mengembangkan wisata air itu dengan dialokasikan dana modal penyerta melalui dana desa setempat sebesar Rp300 juta.
Dana penyerta itu untuk pembangunan sarana dan prasarana wisata air wahana waterboom juga menyediakan balai-balai untuk pengunjung juga kios untuk menampung pedagang.
Sebab, pengembangan wisata air tersebut diharapkan menjadikan desa mandiri juga mampu memberdayakan ekonomi masyarakat.
Mereka pengunjung wisata air wahana waterboom itu dikenakan tarif Rp10 ribu/orang.
"Kami berharap dengan adanya wisata air itu dapat melahirkan klaster-klaster ekonomi masyarakat sesuai dengan program Bupati Lebak khususnya sektor pariwisata," katanya.