Omzet pendapatan pedagang pisang di Kabupaten Lebak, Banten meningkat di tengah pandemi COVID-19 hingga meraup keuntungan mencapai Rp9 juta dari sebelumnya Rp4 juta per bulan.
"Meningkatnya pendapatan itu tentu membantu ekonomi keluarga ," kata Roup (55) seorang pedagang pisang di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Senin.
Baca juga: Gugus Tugas catat pasien sembuh COVID-19 di Lebak bertambah 857 orang
Baca juga: Gugus Tugas catat pasien sembuh COVID-19 di Lebak bertambah 857 orang
Permintaan pisang selama pandemi COVID-19 terjadi peningkatan hingga bisa meraup keuntungan Rp300 ribu per hari.
Ia mengaku bisa meraup keuntungan Rp9 juta per bulan. Padahal, sebelum COVID-19 paling bantar Rp4 juta.
"Kami tentu pendapatan keuntungan sebesar Rp9 juta bisa membantu ekonomi keluarga, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, permintaan konsumen meningkat itu karena adanya kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona.
Masyarakat kebanyakan tinggal di rumah bersama anggota keluarga, sehingga permintaan pisang meningkat.
Mereka komoditi pisang dijadikan konsumsi keluarga untuk dijadikan makanan alternatif, sebab pisang bisa direbus, digoreng hingga bisa dijadikan bahan campuran makanan kuliner.
Selain itu juga dirinya banyak langganan tetap sebagai perajin kripik pisang. "Kami beruntung omzet pendapatan cukup baik karena permintaan meningkat, " katanya.
Begitu juga pedagang pisang lainya, Jamhuri (60) mengaku dirinya selama adanya COVID-19 bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp8 sampai Rp9 juta per bulan.
Pendapatan sebesar itu sangat bahagia karena bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Beruntungnya, kata dia, persediaan pisang melimpah yang dipasok petani, termasuk petani Badui.
Namun, pihaknya selama COVID-19 tidak memasok ke Kebayoran, Jakarta. "Kami sekali menampung pisang dengan modal Rp30 juta per bulan, " katanya.
Ia mengatakan, pedagang pisang di sini menjual aneka pisang di antaranya jenis pisang ambon, nangka, muli, emas, ketan, raja sereh, raja siam, galek, kepok dan lainnya.
Mereka pedagang menjual tergantung jenis pisang dan bervariasi antara Rp50 ribu sampai Rp 130 ribu per tandan dan jika harga per sisir antara Rp10 ribu sampai Rp25 ribu.
"Kami sudah 35 tahun berjualan pisang hingga kini masih bertahan, " katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan pemerintah daerah mendorong petani terus memperluas tanaman pisang karena permintaan pasar cukup tinggi.
Selama ini, komoditi pertanian pisang menjadikan andalan ekonomi petani, sebab pisang Lebak itu dipasok ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi hingga ratusan ton per hari menggunakan truk dan colt Diesel.
"Kami setiap tahunnya memberikan benih pisang lokal kepada petani agar meningkatkan mutu dan kualitas, "katanya menjelaskan.