Peneliti senior sejarah Indonesia Modern yang berbasis di Lyon, Prancis, Remy Madinier, menyetujui Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mendapat gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) dari Universitas Pertahanan (Unhan).
"Beliau (Megawati) juga banyak memberikan ide-ide akademis untuk meningkatkan hubungan baik antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Prancis dari berbagai aspek, termasuk pertahanan," kata Remy dalam siaran persnya yang diterima, di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Megawati Soekarnoputri bela Jokowi soal tuduhan jabatan presiden tiga periode
Baca juga: Megawati Soekarnoputri bela Jokowi soal tuduhan jabatan presiden tiga periode
Remy yang termasuk merekomendasikan Unhan memberikan gelar kepada Ketua Umum PDIP itu, mengatakan, Megawati adalah sosok pemimpin berkharisma unik.
Kompetensinya juga tinggi sehingga mampu membawa Indonesia keluar dari krisis yang kompleks saat memimpin negeri.
"Indonesia mengalami krisis kompleks dan multidimensi di tahun-tahun pasca-reformasi. Beliau membangun kepercayaan internasional kepada pemerintah Indonesia," katanya yang sudah menulis beberapa buku terkait Asia dan Indonesia itu.
Sementara itu, Guru Besar Tetap di bidang Ilmu Administrasi pada Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Chandra Wijaya berpendapat dari perspektif ilmu administrasi, tata pemerintahan yang dilaksanakan Megawati sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, merupakan wujud nyata ilmu pengetahuan Kepemimpinan Strategik (Strategic Leadership).
Tak heran, kata dia, jika kemudian Megawati memperoleh beberapa penghargaan doktor honoris causa dari berbagai perguruan tinggi di dalam negeri dan luar negeri.
"Ini merupakan bukti pengakuan pemikiran akademik atas kepakaran beliau dalam bidang Kepemimpinan Strategik," kata Chandra.
Chandra juga memotret berbagai ide dan gagasan tentang pertahanan dari Megawati yang dituangkan dalam berbagai dokumen negara dan sebagian ditulis dalam bentuk buku-buku monograf.
Misalnya yang berjudul "Pembangunan Kedaulatan Pangan untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Bangsa Indonesia" dan "Politik Pendidikan Nasional".
Menurut Chandra, kedua artikel ilmiah tersebut merupakan karya ilmiah yang signifikan atas kepemimpinan Megawati di dalam memimpin Indonesia mengatasi berbagai krisis yang sangat kompleks pada tahun-tahun pasca Reformasi.
Dia menyebut kepemimpinan Megawati juga memperkuat jati diri Bangsa Indonesia yang memegang teguh ideologi Pancasila.
"Saya menilai kontribusi ilmiah ibu Dr. (H.C) Megawati Sukarnoputri sudah memenuhi syarat dan ketentuan untuk diusulkan menjadi Guru Besar Tidak Tetap di Unhan RI bidang keilmuan Kepemimpinan Strategik," ucapnya.