Jakarta (ANTARA) - Aksi pengeboman yang dilakukan Angkatan Bersenjata Israel dalam serangan hari Sabtu hingga Minggu dinihari terhadap bangunan warga sipil termasuk kantor Al-Jazeera dan Associated Press (AP) serta beberapa kantor media lainnya di Gaza Palestina mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus yang didampingi Sekjen M Nasir dalam pernyataan pers di Jakarta, Minggu (16/5/2021) mengecam keras aksi militer tentara Israel itu serta menilai bahwa tindakan Israel tersebut sebagai perbuatan barbar, seperti ketika manusia belum mengenal hukum dan aturan.
“Tidak pantas tentara Israel melakukan perbuatan barbar di zaman yang sudah modern ini. Tindakan keji seperti itu tidak bisa dibiarkan,” kata Ketua Umum SMSI. SMSI itu sendiri adalah organisasi perusahaan media siber yang berkantor pusat di Jakarta dan beranggotakan 1.225 media yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pimpinan media online terbesar di Indonesia yang juga owner Majalah Teras dan Group itu menyatakan cemas terkait masih berlangsungnya konflik bersenjata Israel-Palestina yang seolah tidak berujung, terutama karena mengakibatkan terus bertambahnya jumlah korban jiwa.
Data terakhir yang diperoleh dari Kantor Berita Reuters menyebutkan, total korban di kalangan warga Palestina mencapai 149 jiwa dan 41 di antaranya adalah anak-anak yang mayoritas berada di wilayah Gaza, sementara pihak Israel melaporkan adanya 10 warga mereka yang meninggal, termasuk dua anak-anak.
Sementara itu hari Minggu (16/5/2021) Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) menggelar pertemuan yang membahas situasi konflik bersenjata Israel dan Palestina. Sidang badan dunia yang membidangi keamanan itu merupakan pertemuan ketiga yang membahas isu tersebut dalam satu bulan terakhir ini.
Sebelumnya DK PBB sempat mencoba mengeluarkan resolusi terkait konflik Israel - Palestina terbaru pada Kamis pekan lalu. Namun upaya itu mendapat tentangan dari Amerika yang menganggap rancangan DK PBB itu "kontra-produktif". Amerika ingin mengupayakan langkah diplomasi langsung ke Palestina dan Israel terlebih dahulu.
Sejauh ini langkah diplomasi yang dilakukan Amerika sejak Jumat pekan lalu belum membuahkan hasil, sementara ketegangan antara Palestina dan Israel yang terburuk sejak tahun 2014 itu terus meningkat serta belum adanya indikasi gencatan senjata.
Tantangan ke depan yang harus diperhatikan dari apapun hasil rapat DK PBB soal de-eskalasi militer Israel-Palestina adalah bagaimana berkomunikasi dengan milisi Palestina, Hamas. Mereka berperan besar dalam pertempuran Palestina melawan Israel.
Kebanyakan negara, terutama negara Barat tidak memiliki kontak dengan organisasi tersebut, sementara di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak mempunyai pengaruh besar di lingkungan Hamas.
SMSI: serang kantor media, Israel bertindak barbar
Senin, 17 Mei 2021 7:14 WIB
Tidak pantas tentara Israel melakukan perbuatan barbar di zaman yang sudah modern ini