Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 10 remaja pengunjuk rasa menjalani rapid test dan mendapatkan hasil reaktif usai diamankan oleh petugas kepolisian di depan Istana Merdeka, Kamis pagi.
"Ini di depan Istana baru kami rapid, ada 10 orang reaktif ini kami isolasi di Pademangan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di kawasan Senayan, Kamis.
Baca juga: Polisi tangkap 209 orang pada hari kedua unjuk rasa di DPRD Jawa Barat
Baca juga: Presiden berharap model lumbung pangan Kalteng bisa jadi contoh tempat lain
Yusri mengatakan pada hari sebelumnya, Rabu (7/10) pihaknya telah mengamankan 251 orang dengan 12 orang terindikasi COVID-19.
"Ini akan jadi klaster-klaster baru maka ada 3M, harus pakai masker, jaga jarak, jangan kumpul. Maka ini kami lakukan secara preventif kami upayakan patroli," ujar Yusri.
Hingga Kamis pukul 11.30 WIB, secara akumulatif sudah ada sebanyak 100 orang yang didominasi remaja dan diamankan oleh Polda Metro Jaya.
Tidak diketahui secara jelas identitas para remaja itu, mereka datang hanya berdasarkan ajakan dari aplikasi pesan singkat.
"Rata- rata mereka diajak di chat, ada chat mereka diundang kesini nah ini kami dalami semua karena yang bikin rusuh," ujar Yusri.
Seperti diketahui, sejumlah elemen masyarakat dan buruh menggelar aksi penolakan terhadap pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR RI pada sejumlah lokasi di wilayah Jakarta sejak Senin lalu.
Rencananya, elemen buruh itu menyampaikan pendapat di muka umum untuk menolak pengesahan UU Cipta Kerja hingga Kamis ini.
10 pengunjuk rasa di Istana Merdeka jalani rapid test dengan hasil reaktif
Kamis, 8 Oktober 2020 15:38 WIB
Ini di depan Istana baru kami rapid, ada 10 orang reaktif ini kami isolasi di Pademangan