Pandeglang (ANTARA) -
"Kami merasa kewalahan melayani permintaan pasar hingga tiga kuintal dari sebelumnya satu kuintal/hari," kata Uding (65) seorang perajin emping di Kecamatan Jiput Kabupaten Pandeglang, Sabtu.
Selama ini, permintaan pasar terpenuhi karena petani diwilayahnya tengah musim paen perkebunan melinjo sebagai bahan baku kerupuk emping juga pengeringan begitu cepat dengan tibanya musim kemarau.
Meningkatnya permintaan pasar itu tentu harga kerupuk emping dipasaran naik dari Rp 45.000 menjadi Rp50.000/Kg.
Kemungkinan besar meningkatnya permintaan pasar itu, karena banyak masyarakat yang menggelar pernikahan sehubungan diberlakukan era masa AKB.
Sebab, sejak tiga pekan lalu perajin kerupuk emping merasa kesulitan untuk pemasaranya,namun kini dipastikan dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat.
"Kami hari ini memasok sebanyak tiga kuintal dengan harga Rp50.000/Kg maka diakumulasikan mendapatkan Rp15 juta dan jika keuntungan bersih bisa meraup sekitar Rp500 ribu/hari," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dirinya memasok kerupuk emping itu ke wilayah Tangerang, Bandung dan DKI Jakarta, karena mereka memiliki pelanggan tetap.
Namun, meningkatnya permintaan pasar itu terkadang jika mengalami kekurangan pesanan terpaksa mengambil dari perajin yang lain.
Sebab, wilayahnya itu merupakan sentra perajin emping yang menjadikan andalan ekonomi masyarakat setempat.
Kelebihan kerupuk emping di sini, kata dia, memiliki aroma, gurih dan memiliki kualitas organik tanpa campuran kimia.
"Kami tetap mengutamakan mutu dan kualitas, sehingga permintaan pasar cukup tinggi," ujarnya menjelaskan.
Begitu juga Ade (55) perajin emping di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang mengaku bahwa sejak sepekan terakhir ini merasa kewalahan melayani permintaan pasar cenderung meningkat yang awalnya dua kuintal, namun kini menjadi empat kuintal/hari.
Meningkatnya pendapatan itu, kata dia, tentu berdampak terhadap membaiknya ekonomi masyarakat mulai petani, buruh pemanjat pohon hingga pekerja.
"Kami saat ini omzet penjualan hingga mencapai Rp20 juta/hari dari empat kuintal dengan harga Rp50 ribu/Kg," katanya.
Sementara itu, Aminah (55) seorang perajin emping di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang mengaku bahan baku kerupuk melinjo 100 persen didatangkan dari petani Pandeglang dan Kabupaten Serang.
Saat ini, harga melinjo sekitar Rp18.000 per kilogram dan setelah diproduksi dalam kemasan dijual Rp50.000/Kg.
Selama ini, produksi kerupuk melinjo, selain memenuhi permintaan pasar Tangerang, Bandung dan DKI Jakarta juga ekspor ke Singapura.
Kebanyakan kerupuk emping yang diekspor itu dijadikan aneka makanan camilan, seperti rasa strawberry, pedas, manis, dan coklat.
"Kami dan perajin di sini lebih mengutamakan kualitas agar bisa berdaya saing di pasar domestik hingga mancanegara," katanya.