Pemerintah Kabupaten Lebak bersama Tim Peneliti FMIPA Universitas Indonesia menggelar Focus Grup Discussion (FGD) Pemetaan Wilayah Kekeringan dan Rawan Pangan Untuk Pemberdayaan Masyarakat di Aula Multatuli Setda Lebak, Kamis.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyatakan  meningkatnya dampak perubahan iklim dapat menyebabkan potensi kekeringan dan dikhawatirkan akan semakin memperburuk situasi masyarakat di wilayah-wilayah yang rentan terhadap rawan pangan.

"Hal ini merupakan tantangan yang serius bagi ketahanan pangan.  untuk itu upaya bersama sangat diperlukan untuk melindungi dan dan memperkuat penduduk yang rentan dalam mengatasi dampak dan beradaptasi terhadap kekeringan," katanya.

Baca juga: Bupati Lebak: Berhaji merupakan proses ibadah yang berbeda

Kegiatan ini, kata dia,   sangat penting, karena dari hasil penelitian ini dapat dilihat kecamatan mana yang mengalami kekeringan dan berdampak terhadap kerawanan pangan, sehingga diperlukan adanya masukan-masukan, langkah-langkah atau intervensi melalui program atau kebijakan dari pemerintah daerah.

Iti menambahkan untuk menanggulangi kekeringan dan rawan pangan bukan hanya dilakukan oleh perangkat daerah melalui program serta kebijakan, akan tetapi harus didukung juga dengan pemberdayaan masyarakat dengan usaha membangun daya dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki  sehingga memiliki daya dan upaya untuk mengelola pembangunanya di desa secara mandiri, berkesinambungan dan bebas dari kemiskinan.

"Semoga apa yang  kita laksanakan hari ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Ketua Tim Peneliti Rawan Pangan Departemen Geografi Fmipa Universitas Indonesia Dewi Susilowati memaparkan hasil penelitiannya selama tahun 2018 dengan menggunakan berbagai metode  dalam proses penelitiannya seperti curah hujan harian dan Citra Landsat 8 untuk penelitian wilayah kekeringan dan metode pengumpulan data berdasarkan aspek ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan untuk wilayah rawan pangan.

"Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap wilayah potensi kekeringan dan rawan pangan didapati 5 kecamatan sebagai Wilayah Prioritas Pertama Penanggulangan Kekeringan dan Rawan Pangan yaitu malingping, cihara, cijaku, banjar sari dan gunung kencana," ujarnya.

Usai melaksanakan acara pembukaan FGD, Bupati Lebak beserta jajarannya bersama Tim Peneliti Rawan Pangan Departemen Geografi Fmipa Universitas Indonesia mengadakan diskusi terkait hasil penelitianp yang telah dipaparkan sebelumnya untuk mencari langkah-langkah strategis dalam menanggulangi potensi kekeringan dan rawan pangan yang ada di Kabupaten Lebak.

Baca juga: SDN 3 Ciuyah, sekolah di pedalaman Lebak raih segudang prestasi

Turut hadir Tim Peneliti Rawan Pangan Departemen Geografi Fmipa Universitas Indonesia selaku peneliti sekaligus nara sumber yang memaparkan hasil penelitiannya terkait wilayah kekeringan dan rawan pangan di Kabupaten Lebak, para camat dan dinas terkait.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya pada Focus Grup Discussion (FGD) Pemetaan Wilayah Kekeringan dan Rawan Pangan Untuk Pemberdayaan Masyarakat di Aula Multatuli Setda Lebak, Kamis (1/8). (Foto Humas Pemkab Lebak)

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019