Produksi jagung di Kabupaten Lebak, Banten pada periode Januari hingga Oktober 2023 mengalami penurunan dari 5.000 ton yang merupakan catatan di medio yang sama tahun lalu menjadi 3.500 ton dalam bentuk pipilan.
"Menurun produksi jagung itu akibat dampak kemarau panjang yang terjadi selama ini," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Rabu.
Untuk mengejar produksi jagung tersebut, kata dia, pihaknya meminta petani pada bulan ini melakukan gerakan tanam menyusul tibanya musim hujan.
Dengan gerakan tanam itu diharapkan target produksi jagung pada 2023 sebanyak 7.000 ton bisa tercapai.
"Kami meyakini dengan waktu dua bulan itu bisa tercapai target produksi jagung 7.000 ton dalam bentuk pipilan," kata Deni menambahkan.
Baca juga: Bulog Lebak-Pandeglang sebut stok beras cukup sampai akhir
Baca juga: Bulog Lebak-Pandeglang sebut stok beras cukup sampai akhir
Saat ini, lanjut dia, komoditas jagung menjadikan andalan ekonomi petani Lebak dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Produksi jagung ditampung perusahaan pakan yakni PT Charoen Phohphand, Balaraja Tangerang dan PT Japfa, Serang dengan harga Rp5.000 per kilogram dalam bentuk pipilan.
Apabila, produktivitas rata-rata 4 ton/hektar maka diakumulasikan pendapatan petani mencapai Rp20 juta/hektare.
"Kami minta petani terus memperluas penanaman jagung dengan meningkatkan produktivitas rata-rata 6 ton per hektare," katanya menjelaskan.
Baca juga: Hadapi pancaroba, BPBD Lebak jamin stok beras cukup hingga akhir tahun
Adapun sentra jagung di Kabupaten Lebak ini tersebar di beberapa wilayah yang diantaranya Gunung Kencana, Leuwidamar, Cileles dan Cimarga. Lahan yang digunakan merupakan milik Perkebunan dan Perum Perhutani dengan sistem kerja sama.
Baca juga: Hadapi pancaroba, BPBD Lebak jamin stok beras cukup hingga akhir tahun
Adapun sentra jagung di Kabupaten Lebak ini tersebar di beberapa wilayah yang diantaranya Gunung Kencana, Leuwidamar, Cileles dan Cimarga. Lahan yang digunakan merupakan milik Perkebunan dan Perum Perhutani dengan sistem kerja sama.
Sementara itu, petani asal Kecamatan Gunungkencana Surya membenarkan jika hasil dari tanam jagungnya mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Kami panen jagung tahun ini agak menurun yang biasanya panen sampai Oktober sebanyak tiga kali panen, namun kini dua kali panen," kata pria juga Kepala Desa Bulakan Kabupaten Lebak itu.