Sekolah Dasar Negeri (SDB) 3 Ciuyah meski berlokasi di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mampu meraih segudang prestasi baik di tingkat kabupaten dan provinsi.

"Kami setiap tahun selalu meraih prestasi di berbagai bidang perlombaan meski siswa kami kebanyakan anak buruh tani," kata Kepala SDN 3 Ciuyah Kabupaten Lebak Jamad di Lebak, Rabu (31/7).

Jamd mengatakan sekitar 85 persen dari 285 siswa di sini adalah anak buruh petani dan sisanya anak TNI dan pegawai aparatur sipil negara (ASN).

Beberapa prestasi yang diraihnya antara lain di bidang akademik, seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Biologi dan IPA,  Selain itu juga di berbagai lomba di bidang olahraga
diantaranya tenis meja, bulu tangkis dan lari.

"Kami mencetak siswa di sini berprestasi,meski berada di pedalaman dan tidak kalah kualitas dan mutu dengan pendidikan di perkotaan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini, prestasi berupa piagam dan piala dari berbagai perlombaan akademik, olah raga dan seni tersimpan di tiga lemari sekolah. Prestasi yang diraih siswa itu ditingkat kecamatan, kabupatan dan provinsi.

Namun, pihaknya menargetkan tahun 2019 siswa di sini bisa menembus tingkat nasional. Karena itu, pihaknya mengoptimalkan kegiatan pelatihan melalui workshop, bmntek hingga kelompok kerja guru (KKG).

Kegiatan itu, kata dia, di antaranya untuk meningkatkan kompetensi guru agar lebih profesional.

Apalagi, saat ini diterapkan kurikulum 2013 atau K-13, sehingga tenaga pendidik harus kreatif dan inovatif dalam penyampaian proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas.

"Kami mendorong guru bekerja profesional untuk mencetak siswa yang pandai, memiliki karakter dan mampu meraih prestasi," katanya.

Ia mengatakan, SDN 3 Ciuyah hingga kini belum terpenuhi kebutuhan guru dengan jumlah rombongan belajar (rombel). Sebab, jumlah tenaga guru yang ada hanya sembilan orang,termasuk tiga guru berstatus honor.

Idealnya, kata dia, jumlah guru tersebut 14 orang guna menunjang KBM untuk mencapai kualitas dan mutu pendidikan. "Kami kekurangan guru sehingga terpaksa guru kelas mengajar pendidikan agama, bahasa Indonesia hingga matematika," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019