Sebagian besar sungai di Banten Selatan, wilayah Kabupaten Lebak, mengalami kekeringan akibat dampak kemarau panjang sehingga petani terpaksa memundurkan jadwal tanam pada Desember 2023.
"Biasanya, petani itu Oktober-November sudah tanam. Namun tahun ini El Nino cukup parah hingga sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) terjadi kekeringan," kata Kepala Seksi Pemanfaatan Air/Hidrologi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten Asep Budiarto di Lebak, Banten, Senin.
Sebagian besar sungai besar yang mengalami kekeringan itu antara lain Sungai Ciliman, Cilemer, dan Cilangkahan.
Bahkan saat ini belum ada curah hujan, kata dia, meski di sejumlah daerah di Banten sudah memasuki hujan.
Baca juga: Kemarau belum berakhir, 22 kecamatan di Lebak krisis air bersih
Baca juga: Kemarau belum berakhir, 22 kecamatan di Lebak krisis air bersih
Selama ini, kata dia, sungai besar seperti Ciliman, Cilemer dan Cibaliung yang hulu sungainya dari Gunung Karang Pandeglang dan mengalir ke Perairan Selat Sunda terjadi kekeringan.
Sedangkan, kata dia, Sungai Cisawarna, Cibama, Cimadur, dan Panggarangan, hulu airnya dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan mengalir ke Perairan Selat Sunda bagian selatan juga sama kekeringan akibat El Nino.
"Kami memperkirakan kekeringan sungai itu berdampak pada sekitar 1.000 sampai 3.000 hektare areal persawahan yang tidak bisa teraliri air dari sungai itu," kata Asep.
Sementara itu sejumlah warga di Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak mengatakan mereka kemungkinan besar memundurkan masa tanam padi menyusul fenomenal Nino.
"Kami biasanya gerakan tanam itu sudah dilakukan bulan Oktober - November. Namun saat ini aliran sungai terjadi kekeringan, sehingga dipastikan tanam mundur," kata Ahmad (60), seorang petani warga Wanasalam, Kabupaten Lebak.