Pemerintah Kabupaten Lebak pada tahun 2019 menggenjot produksi baik ikan tawar maupun ikan tangkap sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat sekaligus sebagai upaya menekan tingkat inflasi bahan pangan khususnya perikanan.

"Kami optimistis ke depan pasokan ikan melimpah dan mendatangkan dari luar daerah," kata Kepala Bidang Pengelolaan Pembudiyaan Ikan Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Winda Triana di Lebak, Rabu.

Pemerintah daerah berkomitmen untuk menggenjot produksi ikan melalui pemberdayaan kelompok usaha budi daya dengan menyalurkan bantuan pembenihan dan pembesaran.

Penyaluran bantuan kelompok budi daya itu dipastikan target populasi produksi ikan meningkat.

"Kami tahun ini menyalurkan bantuan pembenihan dan pembesaran ikan nila dan lele untuk 20 kelompok," katanya.

Menurut dia, meski kebutuhan ikan tidak masuk kategori makanan pokok, namun bisa memicu inflasi jika menjelang hari keagamaan.

Karena itu, ia mengemukakan bahwa produksi ikan tawar dan ikan tangkap perlu digenjot produksi maupun produktivitas agar terpenuhi permintaan pasar.

"Kami yakin jika persedian ikan terpenuhi konsumsi masyarakat maka dapat mengendalikan inflasi itu," ujar Winda Triana.

Winda menjelaskan, selama ini, masyarakat Kabupaten Lebak mengkonsumsi ikan masih rendah hingga 21 kilogram per kapita/tahun, sedangkan rata-rata nasional 30 kilogram per kapita/tahun.

Pemerintah daerah menargetkan produksi ikan tawar 2019 sebanyak 3.600 ton dengan nilai perguliran uang Rp64.926 miliar. Sementara produksi ikan tangkap sebanyak 6.313 ton dengan nilai perguliran uang Rp36 miliar.

Produksi ikan tawar itu di antaranya jenis ikan lele, nila, mas dan dikembangkan di kolam terpal dan kolam tanam. Begitu juga produksi ikan tangkap, di antaranya jenis ikan cakalang, tuna, tongkol dan layur. "Kami menargetkan tahun ke tahun produksi ikan tawar maupun ikan tangkap meningkat," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini, produksi ikan tawar di Kabupaten Lebak belum mampu memenuhi kebutuhan lokal karena masih dipasok dari sejumlah daerah di Jawa Barat. Namun, pihaknya yakin Kabupaten Lebak sebagai lumbung ikan tawar karena terdapat proyek pembangunan Waduk Karian.

Kehadiran Bendungan Karian yang disebut sebagai waduk terbesar ketiga di Indonesia itu dapat mengaliri ke areal irigasi seluas 22.000 hektare. Dengan demikian, para pembudidaya ikan bisa memanfaatkan jaringan irigasi tersebut untuk mengembangkan usaha perikanan darat.

Selain itu juga pihaknya menjalin kerja sama dengan Universitas Agung Tirtayasa guna penerapan rekayasa teknologi sektor budidaya ikan tawar dan ikan tangkapan. "Saya kira usaha perikanan bisa menjadikan andalan pendapatan ekonomi masyarakat, jika sudah terealisasi jaringan irigasi itu," ujarnya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019