Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten mengoptimalkan peranan delapan jalur evakuasi dan enam sirine untuk mitigasi bencana gempa megathrust yang memicu gelombang tsunami di daerah setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Rabu, mengatakan pentingnya mitigasi tsunami yang berpotensi di pesisir selatan Lebak yang berhadapan langsung Samudera Hindia.
Langkah itu, katanya, dengan mengoptimalkan penyelamatan sesuai hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yakni memanfaatkan rambu-rambu jalur evakuasi dan pemasangan sirene.
Saat ini, rambu-rambu jalur evakuasi terdapat di delapan titik, yakni Kecamatan Bayah (2 titik), Panggarangan (2), Cihara (1), Wanasalam (2), dan Malingping (1), sedangkan pemasangan sirine di enam titik, yakni Kecamatan Wanasalam (1), Panggarangan (2), Cihara (1), dan Bayah (2).
Ia mengatakan sarana prasarana tersebut saat ini dalam kondisi baik dan terawat. Selain itu, tersedia selter di Desa Muara Dua, Kecamatan Wanasalam yang mampu menampung ribuan orang.
Baca juga: BPBD Lebak minta warga pesisir jaga jalur evakuasi
Ia mengatakan untuk penyelamatan masyarakat pesisir tersebut sudah dilakukan sosialisasi tentang mitigasi kebencanaan.
"Semua infrastruktur jalur evakuasi, sirine dan gedung selter untuk penyelamatan agar tidak ada korban jika terjadi bencana tsunami," katanya.
Ia menjelaskan rambu-rambu jalur evakuasi itu dapat membantu menyelamatkan warga dari tsunami karena mereka dengan lancar ke titik kumpul, ke perbukitan yang aman dari bencana tersebut.
Selain itu, katanya, sirine tanda tsunami dipastikan berbunyi keras sehingga membantu menyelamatkan warga karena dalam waktu 10-20 menit mereka bisa bergerak cepat ke tempat aman dengan memanfaatkan jalur evakuasi dan petunjuk ke bukit dan selter.
Baca juga: BMKG terbitkan peringatan potensi tsunami di Talaud Sulut
Wilayah pesisir selatan Kabupaten Lebak yang rawan gempa megathrust, antara lain Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah, dan Cilograng.
Di daerah itu, terdapat pertemuan (tumbukan) lempeng di Samudera Hindia, Australia-Benua Asia.
BPBD Lebak menjalin kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Sekolah Lapangan Geofisika agar masyarakat pesisir dapat menyelamatkan diri bila terjadi tsunami dengan berlari ke perbukitan melalui jalur evakuasi dan berlindung di selter maupun bangunan tinggi.
Selain itu, pihaknya melakukan sosialisasi dan simulasi untuk memberikan pengetahuan tentang langkah masyarakat menyelamatkan jiwa apabila terjadi tsunami.
"Kami minta masyarakat memiliki kesadaran untuk merawat jalur evakuasi maupun sarana infrastruktur mitigasi lainnya agar berfungsi guna mengurangi risiko kebencanaan," katanya.
Baca juga: Dua titik sirine mitigasi bencana tsunami terpasang di Lebak
Editor : Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025