Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta masyarakat pesisir selatan di kabupaten itu menjaga jalur evakuasi dan gedung selter agar tetap berfungsi untuk mencegah bencana gempa megathrust yang memicu gelombang tsunami.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Senin, mengatakan masyarakat yang berada di wilayah pesisir selatan agar memanfaatkan rambu jalur evakuasi dan gedung selter untuk mencegah terjadinya bencana megathrust yang memicu gelombang tsunami.

Saat ini, kata dia, jumlah rambu-rambu jalur evakuasi terdapat di 8 titik, yakni Kecamatan Bayah 2 titik, Panggarangan 2 titik, Cihara 1 titik, Wanasalam 2 titik dan 1 titik Malingping.

Rambu-rambu jalur evakuasi tentu harus dijaga agar tetap berfungsi, termasuk gedung selter karena dapat menyelamatkan korban ke titik kumpul ke perbukitan yang aman dari gelombang tsunami.

Selain itu, juga pemasangan sirine di enam titik dan mereka bisa memanfaatkan mitigasi tsunami ke gedung selter di Desa Muara Binuangeun.

Baca juga: Waspadai hujan ringan di wilayah Kota Tangerang dalam sepekan

Berdasarkan penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) lebih baik mitigasi tsunami itu dengan memanfaatkan rambu-rambu jalur evakuasi dan pemasangan sirine dibandingkan sarana infrastruktur struktural, seperti gedung maupun bangunan.

"Kami minta masyarakat jika terjadi tsunami dipastikan sirine bunyi keras, bisa menyelamatkan kurang lebih 10-20 menit untuk bergerak cepat memanfaatkan infrastruktur melintasi jalur rambu evakuasi dan arah petunjuk ke bukit serta gedung selter," katanya.

Ia menyebutkan masyarakat pesisir selatan Kabupaten Lebak yang masuk daerah rawan gempa megathrust, antara lain Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah, dan Cilograng.

Sebab, di daerah itu terdapat pertemuan (tumbukan) lempeng di Samudera Hindia, Australia-Benua Asia.

Baca juga: Dua warung di rest area JLS Tulungagung ambruk terbawa longsor

BPBD Lebak menjalin kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Sekolah Lapangan Geofisika agar masyarakat pesisir dapat menyelamatkan diri bila terjadi tsunami dengan berlari ke perbukitan melalui jalur evakuasi dan berlindung di selter maupun bangunan tinggi.

Selain itu, pihaknya melakukan sosialisasi dan simulasi untuk memberikan pengetahuan bagaimana masyarakat menyelamatkan jiwa apabila terjadi tsunami.

Kerja sama itu bertujuan agar masyarakat pesisir dapat menyelamatkan diri apabila terjadi tsunami dengan berlari ke perbukitan melalui jalur evakuasi, juga berlindung di gedung selter maupun bangunan tinggi.

"Kami minta masyarakat memiliki kesadaran untuk merawat jalur evakuasi maupun sarana infrastruktur mitigasi lainnya agar berfungsi guna mengurangi risiko kebencanaan," ujarnya.

Baca juga: OPD di Tangerang diminta mitigasi risiko kebencanaan

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025