Lebak (Antaranews Banten) - Penderita Human Immuno Deficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) sepanjang tahun 2018 ditemukan sebanyak 24 kasus.
     
"Sebagian besar penyebaran kasus HIV/AIDS akibat hubungan seks bebas," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Kamis.
     
Penemuan kasus baru penyakit mematikan itu setelah mereka berobat ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung dan positif tertular virus HIV/AIDS.
     
Selama ini, penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Lebak cukup memprihatinkan,sehingga perlu dilakukan pencegahan secara berkelanjutan.
     
Pencegahan HIV/AIDS melibatkan berbagai elemen masyarakat, pemerintah daerah, tokoh agama, lembaga pendidikan, termasuk media.
     
Sebab, penyakit tersebut hingga kini belum ditemukan obatnya.
     
Selain itu juga kasus penyebaran virus mematikan tahun ke tahun meningkat.
     
"Kita minta masyarakat memiliki kesadaran melalui pendekatan agama agar terhinar dari penyakit HIV/IDS," katanya menjelaskan. 
     
Menurut dia, pihaknya mengoptimalkan sosialisasi ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi hingga organisasi kemasyarakatan.
     
Kasus HIV/AIDS bisa menghancurkan masa depan bangsa karena penderita penyakit mematikan kebanyakan usia produktif.
     
Dari 24 kasus temuan baru tersebut sebagian besar teridentifikasi ibu rumah tangga yang tertular dari suaminya yang terlebih dahulu positif HIV/AIDS.
     
"Kami minta peran serta tokoh agama, keluarga dan masyarakat bisa mencegah penyebaran penyakit yang mematikan itu," ujarnya.
     
Ia menjelaskan, selama ini penyebaran virus HIV/AIDS di Kabupaten Lebak seperti fenomena gunung es.
     
Mereka penderita yang diketahui positif tertular virus mematikan itu setelah berobat ke RSUD Adjidarmo.
     
Sebagian besar kasus penderita tidak terdeteksi oleh tim medis karena mereka tak dilakukan pemeriksaan.
     
"Kami mengimbau generasi muda jangan sampai terjadi pergaulan seks bebas dan  narkoba karena rawan terhadap penyebaran HIV/IDS," katanya.
     
Berdasarkan laporan penderita HIV/AIDS selama kurun (2000-2017) di Kabupaten Lebak mencapai 215 orang, di antaranya 96 penderita dilaporkan meninggal dunia.
     
Kepala Bagian Humas RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Budi Kuswandi mengatakan semua penderita HIV/AIDS digratiskan melalui bantuan pemerintah.
     
Mereka penderita HIV/AIDS mendatangi Klinik Seroja untuk mendapatkan pengobatan terapi antiretroviral atau ART.
     
Terapi ini, kata dia, dilakukan secara terus-menerus agar efektif.
    
Pengobatan terapi ART tidak dapat menyembuhkan HIV, namun dapat mempertahankan hidup lama.
     
Sebelumnya, obat ART sulit ditemukan juga harganya sangat mahal.
     
"Saya kira melalui pengobatan gratis itu tentu dapat meningkatkan kualitas penderita agar bisa bertahan hidup lama," katanya.
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018