Lebak (Antaranews Banten) - Produksi jagung Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, kini menjadikan andalan tetap pendapatan ekonomi petani,selain tanaman padi sawah.
"Kami memperkirakan nilai transaksi produksi jagung sejak Januari-Juni 2018 sebanyak 9.446 ton menembus Rp28.392 miliar jika diakumulasikan harga Rp3.000/kg," kata Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Lebak, Selasa.
Perguliran transaksi produksi jagung itu dipastikan tingkat kesejahteraan ekonomi petani menjadi lebih baik sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
Mereka para petani menggeluti usaha pertanian jagung karena prosfek harga di pasar menguntungkan juga menjadikan andalan ekonomi.
Saat ini, harga jagung pipilan antara Rp2.800 sampai Rp3.000/Kg.
"Saya kira pendapatan ekonomi petani cukup baik jika produksi jagung lima ton per hektare maka menghasilkan uang sekitar Rp15 juta," katanya.
Menurut Deni, selama ini, pertanian jagung menjadikan andalan ekonomi petani Lebak, selain pertanian pangan padi sawah.
Apalagi, produksi jagung ditampung oleh Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Provinsi Banten.
Meningkatnya produksi jagung setelah digulirkan dua tahun lalu program upaya khusus (upsus) padi,jagung dan kedelai dari Kementerian Pertanian.
Berdasarkan data jumlah produksi jagung pada Januari-Juni 2018 sebanyak 9.464 ton dari luas tanam 5.370 hektare dan panen seluas 3.147 hektare.
Pemerintah daerah terus mendorong petani agar memperluas dan mengembangkan komoditas jagung untuk memenuhi permintaan pasar.
"Saya kira petani tidak khawatir lagi karena produksi jagung sudah ditampung oleh GPMT Banten itu," katanya.
Deni mengatakan mereka petani mendapat bantuan program upsus pajale berupa benih jagung sebanyak 15 kilogram per hektare dengan pupuk urea 50 kilogram per hektare.
Penyaluran bantuan benih jagung hibrida varietas NK 212 sangat cocok ditanam di wilayah Kabupaten Lebak, jelasnya.
Baca juga: Petani Lebak Genjot Produksi Jagung
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Kami memperkirakan nilai transaksi produksi jagung sejak Januari-Juni 2018 sebanyak 9.446 ton menembus Rp28.392 miliar jika diakumulasikan harga Rp3.000/kg," kata Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Lebak, Selasa.
Perguliran transaksi produksi jagung itu dipastikan tingkat kesejahteraan ekonomi petani menjadi lebih baik sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
Mereka para petani menggeluti usaha pertanian jagung karena prosfek harga di pasar menguntungkan juga menjadikan andalan ekonomi.
Saat ini, harga jagung pipilan antara Rp2.800 sampai Rp3.000/Kg.
"Saya kira pendapatan ekonomi petani cukup baik jika produksi jagung lima ton per hektare maka menghasilkan uang sekitar Rp15 juta," katanya.
Menurut Deni, selama ini, pertanian jagung menjadikan andalan ekonomi petani Lebak, selain pertanian pangan padi sawah.
Apalagi, produksi jagung ditampung oleh Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Provinsi Banten.
Meningkatnya produksi jagung setelah digulirkan dua tahun lalu program upaya khusus (upsus) padi,jagung dan kedelai dari Kementerian Pertanian.
Berdasarkan data jumlah produksi jagung pada Januari-Juni 2018 sebanyak 9.464 ton dari luas tanam 5.370 hektare dan panen seluas 3.147 hektare.
Pemerintah daerah terus mendorong petani agar memperluas dan mengembangkan komoditas jagung untuk memenuhi permintaan pasar.
"Saya kira petani tidak khawatir lagi karena produksi jagung sudah ditampung oleh GPMT Banten itu," katanya.
Deni mengatakan mereka petani mendapat bantuan program upsus pajale berupa benih jagung sebanyak 15 kilogram per hektare dengan pupuk urea 50 kilogram per hektare.
Penyaluran bantuan benih jagung hibrida varietas NK 212 sangat cocok ditanam di wilayah Kabupaten Lebak, jelasnya.
Baca juga: Petani Lebak Genjot Produksi Jagung
Editor : Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018