Peternak jangkrik di Kabupaten Lebak, Banten merasa kewalahan melayani permintaan pasar sehingga mampu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami sejak enam bulan terakhir ini bisa menghasilkan pendapatan Rp12 juta dari sebelumnya Rp3 juta per bulan," kata Sunardi (50) seorang peternak jangkrik di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa.
Para peternak jangkrik di wilayahnya di Kampung Bojong Apus, Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak sekitar 20 orang kini merasa kewalahan melayani permintaan pasar, terutama kios penjual burung dan kios pemancingan ikan.
Permintaan jangkrik itu bukan hanya wilayah Kabupaten Lebak saja, tetapi dari luar daerah seperti Kabupaten Serang dan Tangerang.
Bahkan, sekarang produksi jangkrik ditampung bandar untuk memenuhi permintaan pasar.
Baca juga: BGCC 2024: UMKM binaan Pertamina Patra Niaga RJBB raih omset puluhan juta
Baca juga: BGCC 2024: UMKM binaan Pertamina Patra Niaga RJBB raih omset puluhan juta
Oleh karena itu, produksi jangkrik ditingkatkan agar terpenuhi permintaan pasar.
"Kami sendiri sekarang memiliki 15 kotak budidaya jangkrik dengan produksi 400 kilogram dan harga Rp30 ribu per kg, sehingga menghasilkan pendapatan Rp12 juta dari sebelumnya Rp3 juta per bulan," kata Sunardi.
Maman (55) seorang peternak jangkrik mengaku dirinya kini kewalahan melayani permintaan pasar sehingga produksi budidayanya ditingkatkan.
Sebelumnya, peternak hanya melayani pelanggan tetap, namun kini ditampung bandar dan bisa menghasilkan pendapatan Rp12-15 juta per bulan dengan produksi 450 kilogram dengan harga Rp30 ribu per kg.
"Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dengan adanya penampung itu, sehingga memberikan kemudahan pemasaran usaha jangkrik itu," katanya menjelaskan.
Baca juga: SMEXPO Bandung, Pertamina Patra Niaga RJBB bukukan transaksi ratusan juta
Baca juga: SMEXPO Bandung, Pertamina Patra Niaga RJBB bukukan transaksi ratusan juta
Agus (60) seorang pedagang burung di Rangkasbitung mengaku dirinya setiap pekan bisa menghabiskan jangkrik sekitar 50 kilogram dengan penjualan secara eceran dan bisa menghasilkan pendapatan Rp2,5 juta.
Bahkan, terkadang empat hari jangkrik sudah habis sehingga terpaksa meminta dipasok kembali.
"Semua pelanggan pembeli jangkrik itu dari pencinta burung berkicau," katanya.
Ketua Komunitas Usaha Jangkrik Kabupaten Lebak Agus mengatakan para peternak jangkrik di daerah ini tumbuh dan berkembang, karena permintaan pasar cukup tinggi, bahkan memasok ke wilayah Serang dan Tangerang.
Para peternak jangkrik itu sekitar puluhan anggota tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Warunggunung, Cibadak dan Kalanganyar.
Mereka mengembangkan usaha budidaya jangkrik itu di rumah dengan membuat ruangan kamar untuk menyimpan kotak-kotak bok untuk produksi jangkrik.
Produksi jangkrik itu mulai penetasan telur hingga sampai produksi membutuhkan waktu selama 32 hari.
Mereka mengembangkan ternak jangkrik itu, selain biaya produksi relatif kecil juga keuntungan cukup menggiurkan.
"Kami minta para peternak jangkrik terus meningkatkan produksi sehingga memenuhi permintaan pasar," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Lebak dongkrak ekonomi keluarga peserta Keluarga Berencana
Baca juga: Pemkab Lebak dongkrak ekonomi keluarga peserta Keluarga Berencana
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024