Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Banten, Herman Suwarman mengatakan berdasarkan data verifikasi dan validasi yang dilakukan terdapat 53.132 keluarga yang masuk dalam Keluarga Berisiko Stunting (KRS).

"Keluarga berisiko stunting atau KRS didefinisikan sebagai keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting," kata Sekda Herman saat menghadiri Rapat Koordinasi Tahap II Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Tangerang di di Kota Tangerang, Selasa.

Orang yang memiliki risiko stunting dalam keluarga, lanjut Herman, adalah anak remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui, serta termasuk juga anak dengan usia 0 hingga 23 bulan yang berasal dari keluarga miskin.

Baca juga: DKP Kota Tangerang salurkan bahan pangan segar ke 270 anak stunting

Adapun faktor risiko stunting pada keluarga antara lain dapat disebabkan pendidikan orang tua yang rendah, sanitasi lingkungan yang buruk, dan ketersediaan air minum yang tidak layak dalam keluarga.

Persoalan keberadaan stunting dan kemiskinan yang ekstrem, kata dia, seperti sebuah mata uang logam yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

"Persoalan tersebut adalah persoalan kita bersama yang memerlukan pendekatan multi-sektoral. Oleh karenanya pendataan keluarga dan pemuktakhirannya menjadi faktor kunci dalam upaya melakukan intervensi terhadap kemiskinan yang ekstrem dan percepatan penurunan stunting di Kota Tangerang," katanya.

Ia mengatakan rakor tersebut dalam rangka menyatukan persepsi dan rencana tindak lanjut atas permasalahan yang berhubungan dalam penanganan stunting berupa intervensi spesifik dan intervensi sensitif di Kota Tangerang.

Baca juga: Pemkab Lebak siapkan Generasi Emas 2045 dengan cegah stunting

Herman juga menekankan mengenai percepatan penurunan stunting sangatlah penting dan merupakan salah satu prioritas nasional, sehingga perlu diadakan langkah yang lebih terintegrasi terutama terkait penataan keluarga.

"Sinergitas ini sangat penting dan strategis mengingat nantinya data KRS ini diharapkan dapat tersampaikan dengan baik di perangkat daerah Kota Tangerang dan Provinsi Banten dan termanfaatkan secara menyeluruh," ujarnya.

Sekda Herman berharap TPPS bersama seluruh pihak terkait dapat secara bersama-sama memantau dengan lebih terencana, sistematis, dan terintegrasi, pada keluarga berisiko stunting di Kota Tangerang.

"Yang ditekankan adalah bukan seberapa sering pertemuan-pertemuan dilaksanakan, melainkan untuk menemukan akar permasalahan (root of problems) dari KRS untuk kemudian ditindaklanjuti," ucap Herman.

Baca juga: Srikandi PLN Banten salurkan bantuan pengentasan stunting

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024