Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) gula aren di Kabupaten Lebak, Banten menjadi andalan ekonomi masyarakat pedesaan sehingga mampu mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
 
"Kita mengapresiasi usaha gula aren di sini karena memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan mulai petani, buruh panggul, buruh sadap nira, pelaku usaha, sopir hingga pedagang pengecer," kata Andi Liandi, seorang pelaku UMKM pemilik Aren Kula Nusantara di Rangkasbitung, Lebak, Senin.
 
Produksi gula aren di Kabupaten Lebak mencapai 400 ton/bulan dan harga di pasaran rata-rata Rp30 ribu/kilogram, sehingga perputaran uang menembus Rp12 miliar.

Baca juga: Program makan bergizi gratis di Kota Tangerang libatkan 1.551 UMKM

Perputaran uang sebesar itu tentu menjadi andalan ekonomi masyarakat pedesaan sehingga mampu mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
 
Karena itu, pihaknya sebagai pelaku ekonomi kreatif mendorong pelaku usaha gula aren terus meningkatkan kualitas dan mutu.
 
Saat ini, kata dia, permintaan gula aren cukup tinggi untuk bahan baku pemanis produksi aneka makanan dan minuman.
 
"Kami berharap gula aren sebagai produk lokal yang menjadi andalan ekonomi masyarakat pedesaan ditingkatkan produksi dan diperluas perkebunan pohon aren," katanya.

Baca juga: Pemkab Lebak tetapkan enam produk unggulan daerah
 
Menurut dia, selama ini, produksi gula aren di Kabupaten Lebak memberikan dampak positif perekonomian masyarakat pedesaan.
 
Berdasarkan survei 2011 jumlah pelaku usaha gula aren sebanyak 16.300 orang dengan menyerap tenaga kerja hingga di atas 20 ribu tersebar di 16 kecamatan.
 
Kebanyakan pelaku UMKM gula aren itu berkembang diantaranya Kecamatan Bayah, Sobang, Cijaku, Malingping, Cirinten , Bojongmanik, Muncang, Panggarangan, Leuwidamar, Cihara, Cigemblong dan Cibeber.
 
Produksi gula aren di Kabupaten Lebak memiliki keunggulan dari sisi warna juga kondisinya kering dan beraroma serta bisa bertahan hingga dua pekan.
 
Produksi gula aren baik berbentuk bubuk atau semut maupun cetak itu kini sudah menembus pasar supermarket hingga ekspor ke mancanegara.
 
"Kami memastikan pelaku usaha gula aren sekarang tumbuh dan berkembang dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," kata Andi.

Baca juga: Kemenparekraf gelar temu bisnis pertemukan pelaku UMKM dan Industri
 
Petani Milenial Kabupaten Lebak Asep mengatakan saat ini tanaman perkebunan pohon nira tahun 2018 seluas 170 hektare, sehingga perlu adanya perluasan perkebunan aren guna meningkatkan produktivitas gula aren.
 
"Kami mengharapkan perhatian pemerintah daerah dengan memberikan benih untuk perluasan pohon aren, karena memberikan dampak positif peningkatan ekonomi masyarakat," katanya.
 
Sementara itu, Kepala Produksi UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Juli Zakiah mengatakan, saat ini jumlah pelaku UMKM tercatat 67 ribu unit usaha, termasuk usaha produksi gula aren.
 
Pemerintah daerah hingga kini memberikan pelatihan digitalisasi terhadap pelaku usaha agar dapat memahami broadcasting, bisnis e-commerce, digital content, E-learning dan bisnis afiliasi.
 
Bagaimana cara memosting produk UMKM hingga ke aplikasi media sosial, seperti Marketplace, Shopee, Lazada, Akulaku, Tokopedia, Bukalapak, Facebook, Instagram Twitter dan YouTube.
 
"Kami berharap melalui pemasaran digital dapat mendongkrak omzet pendapatan mereka," katanya menjelaskan.

Baca juga: Pelaku UMKM dompet di Lebak butuh "Bapak Angkat"

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024