Dinas Kesehatan Kota Tangerang Banten menyebutkan anak yang terindikasi stunting akan langsung dilakukan intervensi oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dibantu wilayah.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany di Tangerang, Sabtu mengatakan, setiap OPD akan melakukan penanganan sesuai data yang dihasilkan.

Pasalnya setiap kegiatan intervensi stunting di wilayah, seluruh dalam dimasukkan ke dalam aplikasi SiData dan e-PPGBM by name by address masing-masing.

"Jadi ini lebih cepat ketika diketahui ada indikasi stunting. Agar penanganan bisa dilakukan cepat, termasuk juga kasus TBC," ujarnya.

Baca juga: TP PKK Provinsi Banten monitoring pendampingan keluarga stunting

Tren prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang mengalami penurunan dari tahun 2018 di angka 19,1 persen menjadi 11,8 persen di tahun 2022.

Kenaikan terjadi pada tahun 2023 dengan angka 17,6 persen, meskipun masih di bawah angka Provinsi Banten yaitu 24 persen dan nasional di 21,5 persen.  

Sedangkan pada kasus TBC pada anak, seperempat dari jumlah kasus TBC tahun 2023 adalah kelompok anak-anak. Dinkes Kota Tangerang mencatat, kasus TBC tahun 2022 sekitar 9 ribuan kasus dan 700 kasus di antaranya adalah anak-anak.

Angka ini meningkat di tahun 2023, dari temuan 10.935 kasus, 2.500 di antaranya adalah anak-anak. Sedangkan per 2024 hingga Mei ini, sudah 321 anak di Kota Tangerang tercatat dalam pengobatan TBC.

Baca juga: Kader PKK diinstruksikan catat keluarga risiko stunting di E-dasawisma

Saat ini Pemerintah Kota Tangerang menggelar intervensi serentak pencegahan stunting dalam gerakan serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas) di 1.097 posyandu di Kota Tangerang mulai 1 - 30 Juni 2024 mendatang.

Intervensi Serentak Pencegahan Stunting se-Kota Tangerang ini menargetkan 85.474 balita dengan 100 persen diukur dan diinput ke dalam aplikasi SiData dan e-PPGBM.

Pelaksanaan pengukuran dan penginputan data dilakukan di seluruh posyandu sesuai jumlah di masing-masing kelurahan. Seluruh balita di wilayah 100 persen harus dilakukan pengukuran pertumbuhan, berat badan, panjang atau tinggi badan.

Ia mengatakan posyandu menyediakan enam tahap atau meja yang perlu diikuti seluruh bayi atau balita yang datang yakni dari pendaftaran, penimbangan atau pengukuran dan deteksi dini risiko, pencatatan dan pelaporan ke aplikasi SiData, pelayanan kesehatan, lima penyuluhan kesehatan dan terakhir adalah skrining tbc pada anak

"Kami harap para orang tua bisa membawa anaknya ke posyandu untuk melakukan pemeriksaan dalam mencegah kasus stunting," ujarnya.

Baca juga: Diskominfo Tangerang siapkan aplikasi data kasus stunting realtime

 

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024