Sekretariat DPRD Banten menerima kunjungan tim DPRD Kabupaten Purwakarta yang akan melakukan studi banding mengenai pembentukan Perda perlindungan perempuan dan anak serta terkait penataan gedung DPRD Banten.
"Banyak yang tadi dipelajari dari tim kunjungan Sekretariat dan anggota DPRD Kabupaten Purwakarta," kata Sekretaris DPRD Provinsi Banten Deden Apriandhi di Serang, Senin.
Menurut Deden, selain studi banding terkait pembentukan Perda perlindungan perempuan dan anak, rim DPRD Kabupaten Purwakarta juga ingin belajar mengenai penataan gedung DPRD Banten yang dinilai memiliki nilai dan kandungan sejarah di Banten.
"Mereka sangat tertarik dengan penataan gedung DPRD Banten. Mereka menilai kental dengan nuansa sejarah masa lalu Banten," kata Deden menambahkan.
Baca juga: Ketua DPRD Banten ajak masyarakat sambut Pemilu 2024 dengan gembira
Sementara dalam kunjungannya Wakil Ketua DPRD Purwakarta, Neng Supartini mengaku kagum atas upaya Sekretariat DPRD Banten dalam menonjolkan Kebudayaan Lokal Banten pada pembangunan Gedung DPRD Banten.
Ia mengatakan, salah satu yang menjadi sorotan rombongan DPRD Kabupaten Purwakarta saat menyambangi DPRD Banten yaitu mengenai Batu Fosil Pancawarna yang terpajang di lobi serta ornamen khas Banten pada gerbang Sekretariat DPRD Banten.
Batu Fosil Pancawarna yang berusia kurang lebih 7 Juta Tahun tersebut berasal dari wilayah Lebak. Bermakna filosofis mengenai nilai Kebhinekaan yang tercermin pada keberagaman warna yang ada di batu fosil tersebut namun menjadi satu kesatuan yang menghasilkan suatu keindahan.
Baca juga: Ketua Komisi IV DPRD Banten banyak terima keluhan soal layanan dasar
"Ada keunikan tersendiri yang saya lihat pada gedung DPRD Banten dimana itu memadukan karakter budaya lokal dan modern, sehingga pas datang kita melihat ada batu besar yang disebut Pancawarna yang tadi kami dapat penjelasan ternyata maknanya memberikan simbol bahwa dalam setiap warna terkandung Kebhinekaan," ungkapnya.
"Sehingga pas datang kita melihat Banten sangat luar biasa walaupun bisa dikategorikan sebagai Provinsi yang baru berdiri 23 tahun lalu, namun lompatan dalam hal pembangunannya itu luar biasa," katanya.
Neng Supartini juga menuturkan, ia dan rombongan dibuat takjub oleh upaya Sekretariat DPRD Banten yang berkomitmen untuk mengangkat ciri khas kebudayaan Banten dalam setiap sisi pembangunan di Gedung DPRD Banten, yang bukan tidak mungkin keunikan tersebut dapat menarik lebih banyak orang untuk berkunjung sehingga berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Sekretariat DPRD-nya yang memiliki keinginan agar orang berkunjung dibuat takjub dan nyaman serta tidak hilang cipta budaya lokal-nya. Sehingga ketika sudah berkunjung ada kesan kekaguman mengenai ciri khas etniknya yang masih terus dipakai. Hal ini tidak menutup kemungkinan nanti yang berkunjung akan lebih banyak dan itu efeknya kepada PAD kan seperti itu," kata Neng Supartini. (ADV)
Baca juga: DPRD Banten tekankan serapan APBD 2023 di atas 95 persen
Baca juga: Ketua DPRD Banten Terima Kunjungan Bamus DPRD Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Banyak yang tadi dipelajari dari tim kunjungan Sekretariat dan anggota DPRD Kabupaten Purwakarta," kata Sekretaris DPRD Provinsi Banten Deden Apriandhi di Serang, Senin.
Menurut Deden, selain studi banding terkait pembentukan Perda perlindungan perempuan dan anak, rim DPRD Kabupaten Purwakarta juga ingin belajar mengenai penataan gedung DPRD Banten yang dinilai memiliki nilai dan kandungan sejarah di Banten.
"Mereka sangat tertarik dengan penataan gedung DPRD Banten. Mereka menilai kental dengan nuansa sejarah masa lalu Banten," kata Deden menambahkan.
Baca juga: Ketua DPRD Banten ajak masyarakat sambut Pemilu 2024 dengan gembira
Sementara dalam kunjungannya Wakil Ketua DPRD Purwakarta, Neng Supartini mengaku kagum atas upaya Sekretariat DPRD Banten dalam menonjolkan Kebudayaan Lokal Banten pada pembangunan Gedung DPRD Banten.
Ia mengatakan, salah satu yang menjadi sorotan rombongan DPRD Kabupaten Purwakarta saat menyambangi DPRD Banten yaitu mengenai Batu Fosil Pancawarna yang terpajang di lobi serta ornamen khas Banten pada gerbang Sekretariat DPRD Banten.
Batu Fosil Pancawarna yang berusia kurang lebih 7 Juta Tahun tersebut berasal dari wilayah Lebak. Bermakna filosofis mengenai nilai Kebhinekaan yang tercermin pada keberagaman warna yang ada di batu fosil tersebut namun menjadi satu kesatuan yang menghasilkan suatu keindahan.
Baca juga: Ketua Komisi IV DPRD Banten banyak terima keluhan soal layanan dasar
"Ada keunikan tersendiri yang saya lihat pada gedung DPRD Banten dimana itu memadukan karakter budaya lokal dan modern, sehingga pas datang kita melihat ada batu besar yang disebut Pancawarna yang tadi kami dapat penjelasan ternyata maknanya memberikan simbol bahwa dalam setiap warna terkandung Kebhinekaan," ungkapnya.
"Sehingga pas datang kita melihat Banten sangat luar biasa walaupun bisa dikategorikan sebagai Provinsi yang baru berdiri 23 tahun lalu, namun lompatan dalam hal pembangunannya itu luar biasa," katanya.
Neng Supartini juga menuturkan, ia dan rombongan dibuat takjub oleh upaya Sekretariat DPRD Banten yang berkomitmen untuk mengangkat ciri khas kebudayaan Banten dalam setiap sisi pembangunan di Gedung DPRD Banten, yang bukan tidak mungkin keunikan tersebut dapat menarik lebih banyak orang untuk berkunjung sehingga berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Sekretariat DPRD-nya yang memiliki keinginan agar orang berkunjung dibuat takjub dan nyaman serta tidak hilang cipta budaya lokal-nya. Sehingga ketika sudah berkunjung ada kesan kekaguman mengenai ciri khas etniknya yang masih terus dipakai. Hal ini tidak menutup kemungkinan nanti yang berkunjung akan lebih banyak dan itu efeknya kepada PAD kan seperti itu," kata Neng Supartini. (ADV)
Baca juga: DPRD Banten tekankan serapan APBD 2023 di atas 95 persen
Baca juga: Ketua DPRD Banten Terima Kunjungan Bamus DPRD Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023