Pabrik penggilingan padi di Kabupaten Lebak, Banten yang sempat tutup, kini kembali memproduksi beras menyusul tibanya musim panen sehingga bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat.
"Kami sejak sepekan ini melayani penggilingan beras, karena memasuki musim panen," kata Mamun (50), pemilik pabrik penggilingan padi, di Cibadak, Kabupaten Lebak, Senin.
Masyarakat yang mendatangi pabrik penggilingan padi itu kebanyakan memproduksi beras sekitar 50 kilogram.
Saat ini, masyarakat yang memanen padi itu belum semua, mengingat panen masih berlangsung sampai awal November 2023. Namun, petani yang memanen padi itu dipastikan relatif aman untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga.
"Kami berharap panen dapat memenuhi ketersediaan pangan di tengah El Nino itu," katanya menjelaskan.
Baca juga: Hujan di Lebak selamatkan tanaman dari kekeringan
Baca juga: Hujan di Lebak selamatkan tanaman dari kekeringan
Menurut dia, saat ini, pemilik pabrik penggilingan padi belum mampu menampung padi dari petani, karena harga gabah menembus Rp7.500 per kilogram.
Harga gabah kering itu cukup tinggi, sehingga pabrik penggilingan padi hanya menampung produksi beras milik masyarakat saja.
"Kami biasanya menampung gabah, namun kini hanya menggiling padi, dari 10 kilogram dengan pembayaran 1 kilogram beras," katanya menjelaskan.
Sarbini (60), warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku dirinya saat ini memasuki musim panen dan di antaranya sudah diproduksi beras untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga.
Bahkan, panen itu mendapat 40 karung gabah kering di lahan sawah sebanyak 4 petak.
"Kami beruntung bisa panen padi di tengah kemarau itu," katanya menjelaskan.
Baca juga: Petani Badui mulai tanam padi huma setelah hujan mulai turun
Baca juga: Petani Badui mulai tanam padi huma setelah hujan mulai turun
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan saat ini pemilik pabrik penggilingan padi mulai sibuk melakukan produksi beras karena panen padi Agustus sampai dengan Oktober 2023 mencapai 28.000 hektare.
Kebanyakan areal persawahan yang panen itu memiliki sumber potensi air, sehingga saat kemarau panjang tetap bisa menghasilkan beras.
Diperkirakan panen di daerah itu dengan produktivitas rata-rata 6 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.
"Kami menjamin produksi pangan itu relatif aman dan mencukupi untuk konsumsi masyarakat," kata Deni pula.
Baca juga: Geliat UMKM roti di Lebak
Baca juga: Geliat UMKM roti di Lebak
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023