Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengapresiasi Kantor Bahasa Provinsi Banten yang telah berupaya melestarikan bahasa dan sastra daerah dalam program revitalisasi bahasa daerah terutama Sastra Lisan Pupulih.
"Kita memilliki kekayaan budaya yang terkadang kita lupakan. Pupulih yang dituturkan masyarakat Kanekes menggunakan bahasa Sunda Banten adalah salah satu yang perlu dilestarikan pada era teknologi ini," tutur Bupati Iti dalam sambutannya saat membuka kegiatan Pemasyarakatan Aksi Hasil Revitalisasi Sastra Lisan Pupulih di Lebak, Banten, Senin.
Baca juga: Masyarakat Badui miliki cadangan pangan 8.000 lumbung
Menurut Bupati Iti kegiatan pemasyarakatan tersebut membuktikan bahwa pelestarian sastra lisan dapat dilakukan berdampingan dengan literasi digital agar masyarakat mengenal daerahnya dengan lebih baik.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri atas Organisasi Pangkat Daerah (OPD) Kabupaten Lebak, komunitas sastra dan budaya, dan MGMP bahasa Sunda.
Baca juga: Terobosan perajin kain tenun Badui dalam memasarkan karyanya
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Asep Juanda menyampaikan terima kasih yang tulus atas dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dan apresiasinya yang luar biasa.
Asep Juanda memaparkan program revitalisasi bahasa daerah sebagai salah satu program unggulan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam program Merdeka Belajar episode 17.
Baca juga: Bekali pengajar pascapandemi, Kantor Bahasa Banten gelar bimtek pengajar BIPA
Dalam kegiatan tersebut Ia juga mengajak partisipasi masyarakat Lebak pada Festival Tunas Bahasa Ibu yang akan diselenggarakan pada bulan November mendatang.
Dalam Kegiatan pemasyarakatan itu menampilkan empat pupulih yang berasal dari Teater Guriang, SMPN 1 Cibeber, SMK Banten Raya Cikulur, dan SMAN 10 Pandeglang.
Para penampil merupakan perwakilan peserta pelatihan pewarisan sastra lisan dari para maestro pupulih yang diselenggarakan sejak bulan Mei di Kanekes.
Baca juga: Rektor Untirta kunjungi Kantor Bahasa Banten bahas ketersediaan sarana prasarana
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Kita memilliki kekayaan budaya yang terkadang kita lupakan. Pupulih yang dituturkan masyarakat Kanekes menggunakan bahasa Sunda Banten adalah salah satu yang perlu dilestarikan pada era teknologi ini," tutur Bupati Iti dalam sambutannya saat membuka kegiatan Pemasyarakatan Aksi Hasil Revitalisasi Sastra Lisan Pupulih di Lebak, Banten, Senin.
Baca juga: Masyarakat Badui miliki cadangan pangan 8.000 lumbung
Menurut Bupati Iti kegiatan pemasyarakatan tersebut membuktikan bahwa pelestarian sastra lisan dapat dilakukan berdampingan dengan literasi digital agar masyarakat mengenal daerahnya dengan lebih baik.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri atas Organisasi Pangkat Daerah (OPD) Kabupaten Lebak, komunitas sastra dan budaya, dan MGMP bahasa Sunda.
Baca juga: Terobosan perajin kain tenun Badui dalam memasarkan karyanya
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Asep Juanda menyampaikan terima kasih yang tulus atas dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dan apresiasinya yang luar biasa.
Asep Juanda memaparkan program revitalisasi bahasa daerah sebagai salah satu program unggulan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam program Merdeka Belajar episode 17.
Baca juga: Bekali pengajar pascapandemi, Kantor Bahasa Banten gelar bimtek pengajar BIPA
Dalam kegiatan tersebut Ia juga mengajak partisipasi masyarakat Lebak pada Festival Tunas Bahasa Ibu yang akan diselenggarakan pada bulan November mendatang.
Dalam Kegiatan pemasyarakatan itu menampilkan empat pupulih yang berasal dari Teater Guriang, SMPN 1 Cibeber, SMK Banten Raya Cikulur, dan SMAN 10 Pandeglang.
Para penampil merupakan perwakilan peserta pelatihan pewarisan sastra lisan dari para maestro pupulih yang diselenggarakan sejak bulan Mei di Kanekes.
Baca juga: Rektor Untirta kunjungi Kantor Bahasa Banten bahas ketersediaan sarana prasarana
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023