Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Provinsi Banten terus mengoptimalkan vaksinasi terhadap ribuan hewan ternak di daerahnya itu sebagai mengantisipasi adanya kasus antraks.

"Vaksinasi hewan tentunya akan terus berjalan, karena saat ini jumlah dosis vaksin itu masih ada. Karena kasus LSD masih ada ditambah kita sekarang sedang berupaya antisipasi penyakit antraks," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika di Tangerang, Kamis.

Ia menyampaikan langkah optimalisasi vaksinasi hewan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit terhadap hewan ternak termasuk virus antraks yang diketahui mulai mewabah di Indonesia.

"Termasuk kita sekarang ini fokus menyelesaikan penanganan kasus LSD. Karena harus dilakukan pencegahan melalui vaksin itu," katanya.

Kendati, dengan situasi seperti saat ini pihaknya mengimbau kepada para peternak hewan agar terus waspada. Dan diharapkan untuk tetap menjaga kesehatan hewannya melalui perawatan secara rutin.

"Kami juga mengharapkan kepada peternak yang memiliki populasi hewan ternak yang banyak untuk mengusulkan permintaan vaksin kepada kita, serta melaporkan kesehatan hewannya secara rutin ke petugas DPKP," ujarnya.

Baca juga: Cegah penyakit antraks, DPKP Pandeglang perketat pengawasan SKKH

Ia menyatakan berdasarkan data yang dihimpun sejauh ini ada sekitar 5.307 hewan ternak yang sudah divaksinasi, dengan terdiri atas 2.275 ekor sapi, 109 ekor kerbau, 269 ekor kambing dan 2.654 ekor domba.

Dalam pelaksanaan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan hewan ternak tersebut, pihaknya menerjunkan ratusan petugas yang telah beroperasi ke lokasi peternakan di 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang.

"Dan kita kemarin mendapat pasokan dosis vaksin dari provinsi sekitar 10.000 dosis dan sudah terealisasikan kurang lebih 5.000," katanya.

Ia menambahkan, langkah dalam mengantisipasi penyakit antraks lainnya yang dilakukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah dengan mengerahkan tim dokter kesehatan hewan.

"Kita punya sembilan dokter hewan. Paling tidak ketika antraks ini menjadi satu wabah menyeluruh kita sudah siap," katanya.

Untuk memperkuat upaya itu, nantinya pihaknya akan berkoordinasi dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Pemerintah Provinsi Banten dalam menambah sumber daya manusia (SDM) sektor kesehatan hewan.

"Nanti kalau ditemukan, pasti kita minta bantuan dari persatuan dokter hewan, bilamana kasus di kita terjadi," kata Ase Jatnika.

Sebelumnya, kasus antraks di Gunung Kidul telah mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan puluhan orang lainnya terpapar penyakit setelah mengonsumsi daging sapi yang diduga terjangkit penyakit antraks.

Baca juga: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Serang suntik vaksin cegah PMK-LSD
Baca juga: Cegah virus antraks menyebar, Pemkab Tangerang siagakan tim dokter hewan

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023