Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Provinsi Banten tahun 2023 menargetkan produksi beras sebanyak 400.000 ton, dengan didorong gerakan percepatan tanam salah satunya yang harus dilakukan.
 
"Kita sudah panen raya padi maka petani harus bergerak cepat melakukan tanam," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat dalam keterangannya di Lebak, Jumat.

Baca juga: Pelayanan KB jangka panjang di Kampung Badui Lebak capai 2.000 peserta PUS
 
Pemerintah Kabupaten Lebak bekerja keras untuk meningkatkan produksi beras dan melibatkan semua pihak, termasuk pemangku kepentingan dan kelompok tani untuk mencapai target produksi beras sebanyak 400.000 ton itu.

Selama ini, produksi beras Kabupaten Lebak cukup besar menyumbangkan kedaulatan pangan nasional dan pada tahun 2022 sebanyak 330.000 ton hingga surplus 12 bulan dengan penduduk 1,3 juta jiwa.
 
Saat ini, kata dia, konsumsi beras warga Kabupaten Lebak rata-rata 148.497 ton per tahun atau 12.375 ton per bulan.
 
Karena itu, produksi beras selalu surplus dan melimpah juga bisa memasok ke berbagai daerah, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Lampung.
 
"Kami mendorong petani agar terus meningkatkan produksi pangan guna mendongkrak pendapatan ekonomi petani," katanya menjelaskan.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Lebak berkomitmen untuk meningkatkan produksi pangan dengan percepatan tanam dan petani yang sebelumnya dua kali panen, namun kini harus bisa panen tiga kali musim dalam setahun.
 
Untuk menunjang peningkatan target beras 400.000 ton itu, sarana infrastruktur irigasi yang ada relatif baik sehingga dapat mendukung petani bisa tanam tiga kali selama setahun.
 
Mereka umumnya petani di Kabupaten Lebak hanya dua kali tanam akibat kesulitan pasokan air, namun sekarang hampir semua di daerah ini telah tersentuh jaringan irigasi, baik irigasi teknis, semi teknis dan irigasi desa.
 
Selain itu, juga lokasi areal persawahan yang tidak memiliki jaringan irigasi atau kesulitan air maka dilakukan pompanisasi dengan menyedot air sungai maupun sumber mata air.

Para petani agar mengoptimalkan alat sarana pertanian (alsintan) untuk melakukan gerakan tanam dengan menggunakan traktor.
 
Saat ini, kata dia, diperkirakan alsintan yang dimiliki petani sekitar 60-70 persen.
 
"Kita berharap petani bisa menggunakan alsintan untuk percepatan tanam, sehingga dapat meningkatkan produksi pangan juga ekonomi petani menjadi lebih baik," katanya.
 
Rahmat mengimbau petani jika musim panen bisa menjual dalam bentuk beras sehingga dapat mengeruk keuntungan cukup besar.

Selama ini, kebanyakan petani di sini jika musim panen dijual dalam bentuk gabah ke tengkulak maupun penampung.
 
Pengalaman itu, kata dia, harga gabah selalu anjlok karena adanya permainan spekulan tersebut.
 
"Kami minta tidak menjual gabah,tetapi menjual dalam bentuk beras sehingga dapat memenuhi pasar lokal," katanya menjelaskan.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menargetkan produksi beras sebanyak 400.000 ton pada 2023 dan dengan meluncurkan berbagai program bantuan pemerintah, diantaranya upaya khusus (upsus) tanaman padi.
 
Pembangunan sarana itu antara lain adalah perbaikan jaringan irigasi teknis maupun saluran irigasi desa dan pompanisasi di lahan-lahan kering.
 
Penerapan teknologi pertanian, seperti penggunaan pupuk yang berimbang, jajar legowo, traktor dan lainnya guna menggenjot produktivitas pangan.
 
"Kami berharap target beras 400.000 ton bisa memberikan kesejahteraan bagi petani," ujarnya.
 
 
 
 
 
 
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023