Pemprov Banten mengklaim pasokan bahan pangan seperti telur dan daging di wilayah Provinsi Banten menjelang libur Natal 2022 dan tahun baru 2023 dalam posisi surplus.

“Data dari Dinas Ketahanan Pangan yang masuk ke kita, Alhamdulillah, surplus angkanya,” kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus Tauchid di Serang, Senin.

Baca juga: Perkuat modal usaha warga Tangsel sambut antusias bantuan UEP Pemprov Banten

Agus mengatakan, pasokan daging sapi pada Desember ini mencapai 1.702 ton, dari prediksi kebutuhan 1.019 ton saja alias surplus 683 ton.

Berikutnya, pasokan daging ayam pada Desember ini adalah 4.853 ton, dari prediksi kebutuhan 3.390 ton atau surplus 1.462 ton. Adapun untuk telur ayam disebutkan pasokannya pada Desember ini 4.143 ton dari kebutuhan 3.208 atau surplus 935 ton.

Sedangkan untuk harganya daging sapi berkisar di angka Rp135 ribu per kilogram pada Desember ini. Sementara daging ayam dan telur ayam pada Desember ini masing-masing di kisaran harga Rp 33 ribu per Kg dan Rp 30 ribu per Kg.

Agus mengatakan untuk komoditi bahan pokok lainnya yang biasa mengalami peningkatan permintaan menjelang hari-hari besar seperti saat ini, juga relatif aman. Agus menyebut di antaranya untuk komoditas cabai dengan  berbagai jenisnya, pasokannya sudah dapat didukung oleh produksi lokal.

“Pasokan cabai sekarang, dari lokal kita sendiri juga bagus, sebagai dampak dari program penanganan inflasi yang di antaranya kita melakukan peningkatan budi daya komoditas tanaman pangan seperti cabai itu,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso membenarkan jika pasokan bahan pangan seperti daging sapi dan ayam serta telor dalam kondisi yang aman alias mencukupi. Namun begitu, kata dia, sudah terjadi kecenderungan kenaikan harga menjelang libur saat ini karena naiknya permintaan pasar.

“Biasa karena permintaan meningkat jadi harga juga meningkat,” katanya.

Namun demikian, kata Babar, pantauan pihaknya menunjukkan kenaikan harga masih relatif aman karena berkisar di bawah 10 persen. Adapun kenaikan permintaannya berkisar di angka 15 persen.

“Kenaikan permintaan yang menyebabkan kenaikan harga ini akan kita kontrol terus, di antaranya kita secara berkala menggelar operasi pasar bekerjasama dengan BUMD yakni PT ABM,” katanya.*

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022