Pendidikan pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten saat ini berkembang, dan ikut membantu pemerintah  dalam mencetak generasi unggul ber-"akhlakul karimah" yang mampu bersaing di tingkat internasional.
 
"Saat ini ponpes di Lebak terus berkembang, dan ini tidak terlepas dari adanya perhatian dari pemerintah pusat dan daerah," kata Ketua Panitia Hari Santri Nasional Kabupaten Lebak K.H Deden Farhan di Lebak, Senin. 

Baca juga: Polres Lebak tangkap oknum PNS cabuli anak kandung sendiri sejak 2016
 
Berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak, saat ini di daerah tersebut terdapat 1.800 ponpes, dan sebagian besar dikelola secara tradisional (salafi) dan lainya dikelola modern dengan dipadukan pelajaran agama Islam dan bahasa inggris. 
 
Selama ini, kata dia, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ( KBM) di lingkungan ponpes berjalan dengan baik. 
 
Untuk mata pelajaran di ponpes salafi, seperti biasa mengaji Al-quran juga mengkaji kitab fiqh, tauhid , tasyauf, tafsir jalalen dan lainnya.
 
Selain itu juga ilmu nahu,jurumiyah, sorop, alfiyah agar santri mampu membaca kitab kuning atau kitab gundul. 
 
Untuk ponpes modern dengan pola KBM memadukan ilmu-ilmu Islam juga kurikulum umum dan wajib menggunakan Bahasa Inggris serta umumnya ponpes modern menyelenggarakan pendidikan formal, seperti madrasah tsanawiyah, SMP, SMA dan MA.
 
Penerapan kurikulum ponpes bisa dibilang selama 24 jam, karena mereka tinggal di asrama itu. 
 
"Semua ponpes itu berjalan baik untuk mempersiapkan generasi unggul dengan memiliki SDM dan akhlak mulia, sehingga bisa bersaing di kancah internasional," katanya menjelaskan. 
 
Menurut dia, perhatian pemerintah terhadap pendidikan ponpes cukup besar untuk mendukung indeks pembangunan manusia (IPM). 
 
Karena itu, Presiden Joko Widodo menggagas Hari Santri Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober. 
 
Kelahiran Hari Santri Nasional itu menjadi tonggak bagi santri sebagai penopang Negara Kesatuan Republika Indonesia (NKRI), Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 45.
 
Sebab, kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia tidak lepas dari ulama dan santri untuk membakar semangat berjuang melakukan perlawanan terhadap penjajahan dengan resolusi jihad. 
 
Dengan demikian, Hari Santri Nasional di Kabupaten Lebak dengan menggelar aneka kegiatan mulai musabaqoh qirotul kutub, qosidah atau maramis, marhaba, sholawat, upacara, karnaval santri dan murak liwet juga menampilkan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 
 
"Kami selama satu pekan merayakan Hari Santri Nasional di Lebak itu," kata Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Lebak. 
 
Ia mengatakan, saat ini, minat orang tua untuk belajar anaknya di ponpes di Kabupaten Lebak cukup tinggi, bahkan santrinya, selain warga di Pulau Jawa juga ada dari Pulau Sumatera, Kalimantan, hingga Indonesia Timur. 
 
Selama ini, santri mampu menyelamatkan generasi bangsa dengan terbukti tidak ada santri yang terlibat pemecah pemersatu bangsa, gangster, kenakalan remaja dan narkoba. 
 
"Saya kira ponpes itu tempat ramah anak untuk belajar dengan mengedepankan akhlak karimah," kata Pimpinan Ponpes Terpadu Al Farhan di Lebak. 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022