Dinas Pertanian Provinsi Banten menjelaskan banjir yang menggenangi 160 hektare sawah di Kabupaten Lebak dan Serang akibat hujan deras pada Senin (13/9) malam tidak berpotensi puso.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid di Serang, Kamis, mengatakan hasil pendataan oleh petugas penyuluh lapangan di dua daerah itu, data per 14 September 2021 sekitar 160 hektare tanaman padi terendam.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Banten minta pemprov dan masyarakat waspadai bencana banjir

Lahan sawah di Kabupaten Lebak yang terendam seluas 110 hektare tersebar di tiga desa di Kecamatan Cibadak, yakni Cisangu 70 hektare, Bojong Cae 20 hektare, dan Cimenteng Jaya 20 hektare.

"Jenis tanaman padi Infari 42 dengan usia tanam 45 hingga 90 hari, berada di Kecamatan Cibadak totalnya 110 hektare," katanya.

Pihaknya masih menginventarisasi daerah lainnya di Lebak yang masih ada tanaman padi terendam banjir.

Tanaman padi yang terendam banjir di Kabupaten Serang berada di Desa Kemuning, Kecamatan Tunjungteja dengan luas sekitar 50 hektare.

"Usia tanaman padi yang terendam satu sampai 80 hari," kata dia.

Hujan deras mengakibatkan air sungai meluap dan menggenangi persawahan di daerah setempat.

Pihaknya memastikan sawah yang terendam tersebut tidak berpotensi gagal panen, mengingat genangan air di areal tanaman padi tidak terlalu lama.

Namun demikian, pihaknya tetap mengantisipasi kemungkinan terjadinya puso dengan pemberian bibit baru bagi tanaman padi yang tidak bisa diselamatkan karena terdampak banjir.

"Kita baru menginventarisasi data di lapangan mengingat belum ada yang masuk kategori puso. Sekalipun demikian sudah diantisipasi untuk penggantian benih kalau ada yang puso," kata Agus Tauchid.

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021