Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, optimistis menjadi sentra penghasil ternak sapi jenis peranakan ongol (PO) guna mendukung swasembada daging juga pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Kita mencetak bibit unggul sapi jenis PO untuk pengembangan ternak hewan besar itu," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Kabupaten Lebak Teguh di Lebak, Sabtu.
Budi daya ternak sapi di Kabupaten Lebak dinilai berhasil sejak digulirkan program sentra peternakan rakyat (SPR) pada 2015 oleh pemerintah setempat guna mendukung swasembada daging dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Cegah kejahatan, patroli gabungan di Lebak kembali digelar
Baca juga: Pemkab Lebak lampaui target lelang bibit kerbau dan sapi melalui KPKNL
Melalui SPR itu, para kelompok peternakan mendapat bantuan bibit sapi hidup untuk dikembangkan agar populasinya meningkat.
Saat ini, kata dia, jumlah populasi sapi jenis PO di atas 2.000 ekor dan memberikan kontribusi kebutuhan konsumsi daging untuk warga Kabupaten Lebak.
"Kami minta peternak terus mengembangkan budi daya ternak sapi jenis PO untuk memenuhi permintaan konsumen dari Tangerang, Bogor, Jakarta dan Bekasi," katanya.
Menurut dia, saat ini, UPTD Pembibitan telah mencetak bibit sapi unggul jenis PO dengan jumlah puluhan ekor dan berat mencapai tujuh kuintal/ekor, sedangkan harga di pasaran berkisar Rp20-40 juta/ekor.
Bibit sapi unggul itu, ujar dia, nantinya oleh pemerintah daerah disebar ke kelompok-kelompok peternakan masyarakat.
Selain itu, juga pemerintah daerah mengoptimalkan inseminasi buatan (IB) agar dapat melahirkan keturunan untuk satu betina bisa bertambah satu ekor anak/tahun.
"Kami mendorong melalui IB dapat menambah jumlah populasi ternak sapi jenis PO itu," ujarnya.
Ia mengatakan pemerintah daerah kini meningkatkan teknologi teknik budi daya untuk mencapai program swasembada daging sapi.
Selama ini, peternak sapi perlu ditingkatkan kemampuan teknik budi daya pengembangan usaha ternak, sebab usaha peternakan sapi dapat mendorong ketahanan pangan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
"Kami berharap penerapan teknik budi daya itu dapat meningkatkan jumlah populasi ternak sapi," katanya.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan pengembangan budi daya ternak sapi itu tentu harus diubah mental masyarakat agar bisa mengubah jiwa usaha dengan orientasi bisnis, sehingga dapat menjadikan penghasilan tetap dan andalan ekonomi.
Selama ini, kata dia, masyarakat mengembangkan peternakan baik ternak besar maupun kecil hanya dijadikan usaha sampingan.
Padahal, potensi peternakan di daerah ini sangat memungkinkan untuk berkembang, selain pakan melimpah juga prospek pangsa pasar cukup jelas.
"Kami yakin ke depan Lebak sebagai sentra penghasil sapi jenis PO di Provinsi Banten," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Kita mencetak bibit unggul sapi jenis PO untuk pengembangan ternak hewan besar itu," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Kabupaten Lebak Teguh di Lebak, Sabtu.
Budi daya ternak sapi di Kabupaten Lebak dinilai berhasil sejak digulirkan program sentra peternakan rakyat (SPR) pada 2015 oleh pemerintah setempat guna mendukung swasembada daging dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Cegah kejahatan, patroli gabungan di Lebak kembali digelar
Baca juga: Pemkab Lebak lampaui target lelang bibit kerbau dan sapi melalui KPKNL
Melalui SPR itu, para kelompok peternakan mendapat bantuan bibit sapi hidup untuk dikembangkan agar populasinya meningkat.
Saat ini, kata dia, jumlah populasi sapi jenis PO di atas 2.000 ekor dan memberikan kontribusi kebutuhan konsumsi daging untuk warga Kabupaten Lebak.
"Kami minta peternak terus mengembangkan budi daya ternak sapi jenis PO untuk memenuhi permintaan konsumen dari Tangerang, Bogor, Jakarta dan Bekasi," katanya.
Menurut dia, saat ini, UPTD Pembibitan telah mencetak bibit sapi unggul jenis PO dengan jumlah puluhan ekor dan berat mencapai tujuh kuintal/ekor, sedangkan harga di pasaran berkisar Rp20-40 juta/ekor.
Bibit sapi unggul itu, ujar dia, nantinya oleh pemerintah daerah disebar ke kelompok-kelompok peternakan masyarakat.
Selain itu, juga pemerintah daerah mengoptimalkan inseminasi buatan (IB) agar dapat melahirkan keturunan untuk satu betina bisa bertambah satu ekor anak/tahun.
"Kami mendorong melalui IB dapat menambah jumlah populasi ternak sapi jenis PO itu," ujarnya.
Ia mengatakan pemerintah daerah kini meningkatkan teknologi teknik budi daya untuk mencapai program swasembada daging sapi.
Selama ini, peternak sapi perlu ditingkatkan kemampuan teknik budi daya pengembangan usaha ternak, sebab usaha peternakan sapi dapat mendorong ketahanan pangan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
"Kami berharap penerapan teknik budi daya itu dapat meningkatkan jumlah populasi ternak sapi," katanya.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan pengembangan budi daya ternak sapi itu tentu harus diubah mental masyarakat agar bisa mengubah jiwa usaha dengan orientasi bisnis, sehingga dapat menjadikan penghasilan tetap dan andalan ekonomi.
Selama ini, kata dia, masyarakat mengembangkan peternakan baik ternak besar maupun kecil hanya dijadikan usaha sampingan.
Padahal, potensi peternakan di daerah ini sangat memungkinkan untuk berkembang, selain pakan melimpah juga prospek pangsa pasar cukup jelas.
"Kami yakin ke depan Lebak sebagai sentra penghasil sapi jenis PO di Provinsi Banten," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021