Anggota DPRD Kabupaten Lebak Musa Weliansyah meminta pemerintah tidak memasok rencana impor beras sebanyak satu juta ton pada awal tahun 2021.

"Kita berharap kebijakan pemerintah itu dapat ditinjau kembali," kata Musa Weliansyah saat menghadiri panen raya di Malingping, Lebak, Rabu.

Baca juga: BPBD Lebak ingatkan masyarakat waspadai potensi bencana alam

Pemerintah tidak perlu mendatangkan impor beras sebanyak satu juta ton, karena diberbagai daerah di seluruh Indonesia tengah memasuki musim panen raya,termasuk di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Panen raya di Kabupaten Lebak di tengah pandemi COVID-19 melimpah dan dapat menyumbangkan ketersedian pangan nasional.

Selama ini, kata dia, panen raya awal tahun 2021 cukup baik karena tidak ada serangan hama yang mengakibatkan gagal panen.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Perum Bulog lebih baik memaksimalkan penyerapan gabah atau beras petani dibandingkan rencana impor beras.

"Jika pemerintah tetap mendatangkan impor beras tentu menciderai hati petani yang bekerja keras untuk memproduksi pangan mulai menanam sampai panen," kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Lebak.

Menurut dia, panen raya awal tahun ini di Kabupaten Lebak harga gabah menurun hingga Rp4.000, padahal sebelumnya di atas Rp5.000 per kilogram.

Apabila, Perum Bulog itu menyerap gabah dengan membeli Rp5.300/Kg dapat meraup keuntungan usaha petani.

Dengan demikian, kata dia, pihaknya minta rencana impor beras itu diperhitungkan lebih matang.

"Kami yakin hasil panen raya itu dapat memenuhi persedian cadangan beras pemerintah (CBP) sehingga tidak perlu memasok impor beras," ujarnya menjelaskan.

Ketua Kelompok Gabungan Tani Sukabungah Kabupaten Lebak Ruhyana mengatakan saat ini panen raya di wilayahnya seluas 150 hektare dan mampu memberikan kontribusi pangan masyarakat Banten.

Namun, jika panen raya itu tidak ada yang menampung tentu petani merugi karena  dipastikan gabah membusuk.

Bahkan, saat ini harga gabah berkisar antara Rp4.000 sampai Rp4.500/Kg,karena memasuki panen raya itu.

"Kami minta pemerintah lebih baik membeli gabah atau beras petani dibandingkan rencana impor beras itu guna meningkatkan kesejahteraan," katanya.

Sementara itu, Fajar, seorang petugas Perum Bulog mengatakan pihaknya hingga kini terus proses penyerapan gabah petani karena panen raya di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
 
Perum Bulog awal tahun 2021 juga sudah menyerap gabah sebanyak 650 ton dari petani Malingping dan Wanasalam. 

Proses penyerapan gabah juga kini tengah berlangsung untuk menyelamatkan usaha petani dengan membeli harga Rp5.300/Kg.

Pada dasarnya, Perum Bulog menyerap gabah itu untuk meningkatkan ekonomi petani sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik.
 
"Kami tetap memaksimalkan penyerapan gabah dengan kerja sama kemitraan," katanya.


 

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021