Lebak (ANTARA) -
Anggota DPRD Kabupaten Lebak Mulyanah Jayabaya meminta masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman pangan bergizi untuk mengatasi tengkes atau kekerdilan.
"Kita merasa prihatin kasus kekerdilan di daerah ini mencapai 6.495 anak bawah lima tahun atau balita. Anak usia itu menjadi usia emas," kata Mulyanah Jayabaya di Lebak, Banten, Minggu.
Baca juga: DPRD Lebak minta Babinsa awasi minyak goreng untuk antisipasi kelangkaan
Menurut dia, kasus kekerdilan di Kabupaten Lebak terjadi karena berbagai faktor di antaranya faktor tidak terpenuhi ketersediaan pangan, faktor minimnya pendidikan juga faktor lemahnya daya beli.
Namun, faktor yang mendominasi penyebab tengkes akibat asupan pangan yang kurang. Karena itu masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumah ditanami sayur- sayuran, tanaman obat-obatan dan buah-buahan.
Penanaman pekarangan itu untuk mewujudkan pangan mandiri dan tidak menggantungkan persediaan dari pasar.
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami tanaman pangan bergizi.
"Kami meyakini dengan memanfaatkan pekarangan itu dapat memenuhi ketersediaan pangan keluarga juga memiliki kandungan gizi, nutrisi, mineral dan vitamin yang bermanfaat besar bagi kesehatan tubuh manusia dan dapat mengatasi 'stunting'," kata politikus PDIP Lebak itu.
Ia mengatakan organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK) desa setempat dapat mengajak masyarakat gemar menanam dengan manfaatkan pekarangan rumah.
Gerakan penanaman itu nantinya masyarakat dapat mengkonsumsi bahan pangan untuk menurunkan kasus kekerdilan maupun gizi buruk.
Dengan demikian, PKK dapat menyelamatkan usia emas, karena kondisi tengkes tidak dapat melahirkan generasi unggul.
"Kami berharap melalui pemanfaatan pekarangan dapat terpenuhi ketersediaan pangan masyarakat," kata Anggota Komisi IV DPRD Lebak itu.
Ia juga mengapresiasi pemerintah meluncurkan program sembako tunai untuk masyarakat miskin sehingga dapat memenuhi ketersediaan pangan.
Melalui program sembako tunai, keluarga penerima manfaat ( KPM) menerima Rp200 ribu per bulan.
Karena itu, program tersebut harus benar-benar tepat sasaran dan penerimanya dari keluarga miskin.
"Kami berharap mereka bisa membeli kebutuhan pangan dan dapat mencegah kasus kekerdilan," katanya.
Ia meminta pemerintah daerah agar menambah tenaga ahli gizi yang bertugas di puskesmas, sebab Kabupaten Lebak hingga kini kekurangan tenaga gizi.
Idealnya, kata dia, tenaga ahli gizi sebanyak dua orang disebar di seluruh puskesmas.
"Saya yakin tenaga gizi itu nantinya dapat mensosialisasi dan edukasi agar tingkat pengetahuan masyarakat meningkat dengan menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi bahan pangan yang bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan tubuh," katanya.