Jakarta (Antara News) - Pengamat transportasi, Joko Setijowarno mengatakan integrasi angkutan umum harus segera diwujudkan untuk memudahkan masyarakat pengguna multi transportasi umum di kawasan sekitar Jakarta melakukan perjalanan.
"Saat ini sudah ada integrasi moda antara bus Trans Jakarta dengan KRL Jabodetabek di kota Jakarta, tetapi belum dilaksanakan di wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi," kata Joko saat dihubungi, Kamis.
Joko mengatakan integrasi sendiri ada tiga model yakni fisik, pelayanan dan operasional, serta pembayaran. Semua model itu kalau dapat diterapkan akan sangat membantu masyarakat pengguna transportasi umum.
Integrasi fisik berupa prasarana perpindahan moda (termasuk sistem informasi) yang memungkinkan penumpang berpindah intra dan/atau moda transportasi lainnya secara mudah.
Integrasi pelayanan dan operasional, berupa kesuaian jadwal kedatangan dan keberangkatan angkutan umum yg terinformasi dgn baik, serta  memungkinkan berkurangnya waktu tunggu tunggu penumpang pd saat berpindah intra dan/atau antar moda transportasi.
Sedangkan integrasi pembayaran, yaitu pembayaran dengan menggunakan kartu pintar (smartcard) yang memungkinkan suatu jaringan pelayanan yang efektif dan efisien.
Seharusnya integrasi transportasi umum dapat dimulai dari pembayaran. Cukup satu kartu pembayaran dapat dipergunakan untuk semua moda transportasi umum.
"Di Paris dan sekitarnya, cukup 108 Euro (Rp 1.620.000) per bulan masyarakat di kota tersebut sudah dapat menggunakan transportasi umum," ujar Joko.
Tarif tersebut sudah mempertimbangkan penghasilan terendah 1.600 Euro setara Rp 24 juta sehingga cukup 3 persen dari penghasilan setiap bulan untuk mobilitas bertransportasi," ujar Joko.
Bagaimana dengan di Jabodetabek? Joko mengatakan kisarannya masih tinggi sekitar 30 persen, idealnya jangan lebih dari 10 persen.Â