Jakarta (ANTARA) - Bea Cukai Malang dan Bea Cukai Belawan menyelenggarakan talkshow inspiratif guna memberikan pemahaman ekspor kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kedua acara ini menjadi bagian dari komitmen Bea Cukai untuk memperluas akses pasar global bagi produk lokal.
Berkolaborasi dengan perusahaan di Kabupaten Malang, PT Bafain Haridra Indonesia, Bea Cukai Malang mengadakan talkshow bertema Inspirative Discussion: Membangun Desa melalui Ekspor Produk Unggulan Desa (19/12). Acara ini menghadirkan narasumber dari berbagai instansi, termasuk Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Malang, Dwi Prasetyo Rini, serta beberapa perwakilan dari sektor swasta dan pemerintah daerah.
Dwi yang juga Ketua Klinik Ekspor Malang Raya, menekankan bahwa ekspor tidak harus dilakukan dalam skala besar seperti kontainer, melainkan juga dapat dilakukan dalam bentuk pengiriman paket kecil melalui ekspedisi internasional. "Kami memberikan pendampingan kepada UMKM agar mereka memahami proses ekspor, mulai dari regulasi hingga strategi pemasaran. Hingga saat ini, Klinik Ekspor Malang telah berhasil membantu 27 UMKM melakukan ekspor perdana," ujarnya.
Acara ini juga bertepatan dengan beberapa kegiatan seremonial, termasuk pelepasan ekspor perdana kacang tunggak, ikan nila, dan ikan lele ke Belanda oleh Menteri Perdagangan RI. Selain itu, pameran UMKM Expo menampilkan produk-produk unggulan dari UMKM binaan Klinik Ekspor Bea Cukai Malang. "Komunitas ekspor yang kami bentuk melibatkan kolaborasi lintas instansi dan praktisi, siap membantu UMKM menembus pasar internasional," ungkap Dwi.
Sebelumnya, Bea Cukai Belawan bersama Kanwil Bea Cukai Sumatera Utara menggelar talkshow bertema "Mewujudkan Peluang Ekspor UMKM Tanpa Hambatan" di Radio Republik Indonesia (RRI) Medan (13/12). Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Humas Kanwil Bea Cukai Sumatera Utara, Sabaruddin Rahmat Pasaribu yang hadir sebagai narasumber pun turut berbagi wawasan tentang peluang dan tantangan ekspor bagi UMKM.
"Kami memahami bahwa pelaku UMKM sering menghadapi kendala administrasi, seperti dokumen invoice, packing list, dan bill of lading. Oleh karena itu, kami memberikan asistensi yang komprehensif untuk mempermudah proses ini, termasuk panduan penggunaan sistem OSS dan informasi regulasi ekspor," jelas Sabaruddin.
Selain itu, program pembinaan di Sumatera Utara dilakukan dengan mencakup berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan pemasaran daring hingga business matching dengan mitra internasional. Pada tahun 2024, Bea Cukai Sumatera Utara telah membantu lebih dari 112 UMKM binaan, dengan produk unggulan seperti makanan ringan, kerajinan kayu, dan hasil laut.
Program pembinaan dan pendampingan UMKM merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. Bea Cukai terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak untuk memastikan UMKM memiliki akses dan pemahaman yang cukup terkait ekspor.
Dengan berbagai upaya ini, Bea Cukai optimis UMKM binaan di seluruh Indonesia dapat semakin berdaya saing dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dukungan yang berkelanjutan diyakini mampu membuka peluang ekspor yang lebih besar bagi produk-produk unggulan daerah.