Jakarta (ANTARA) - Venni Carolina Head Of Medical Imedco mengatakan wanita lebih rentan terhadap penyakit osteoarthritis setidaknya data WHO (World Health Organization) mendukung hal tersebut.
"Kondisi seperti ini sebenarnya disebabkan oleh multifactorial, tetapi salah satunya erat kaitannya dengan apa yang dimasukan ke mulut kita. Seringkali masalah Autoimmune ini diawali dari masalah yang disebut dengan gutdisbiosis, yakni kondisi bocornya saluran pencernaan akibat ketidaksetimbangan bakteri menguntungkan dalam tubuh manusia," kata Venni di Jakarta, Senin.
Mungkin kita sering mendengar kakek nenek kita atau orang tua kita atau orang tua yang kita kenal mulai mengalami masalah pada persendian mereka. Biasanya mereka mengalami kurang oli pada sendi. Kondisi ini bisa juga disebabkan oleh osteoathritis atau penyakit autoimmune rheumatoid arthritis, jelas Venni.
Gejala keduanya hampir sama dan dapat menyebabkan kerusakan sendi yang sangat fatal.
Baca juga: Nutrisi Berimbang Efektif Tunda Kerusakan Sendi
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit autoimmune dimana kondisi immune dalam tubuhnya menyerang tubuhnya sendiri dan menyebabkan inflamasi sedangkan Osteoarthritis bukanlah penyakit autoimmune tapi banyak faktor penyebab Osteoarthritis ini diantaranya adalah faktor usia, obesitas, cidera hebat pada lutut, scoliosis dan cacat lahir.
Semua berawal dari pola hidup yang tidak sehat dan makanan yang masuk tidak semuanya sehat, makanan yang diolah dari proses pabrik dan memakai kimia yang tidak dianjurkan akan membebani saluran pencernaan.
Baca juga: Obesitas Salah Satu Penyebab Penyakit Nyeri Sendi
Akibatnya mulailah terjadi permasalahan dimana bakteri menguntungkan jumlahnya lebih sedikit dari yang merugikan, Situasi seperti ini mengakibatkan gangguan pencernaan. Sebelum autoimmune terjadi biasanya ada sebab utama yakni seperti diare atau sembelit, katanya.
Lama kelamaan permasalahan ini semakin kronis dan bisa jadi pada suatu ketika makanan yang tidak terserap sempurna itu bukannya masuk ke saluran pencernaan malah masuk ke saluran darah.
Nutrisi tidak tercerna secara sempurna ini akan mengakibatkan tubuh menganggap nutirisi tersebut sebagai benda asing yang harus diserang, dan disinilah masalah penyakit autoimmune terjadi.
"Ada dua hal yang mencolok dari masalah autoimmune itu sendiri, yakni ada saluran pencernaan yang bermasalah dan tubuh kekurangan nutrisi. Ketika nutrisi kurang tubuh akan mengkompensasi dari bagian lain, makanya sering ditemukan kasus tubuh menjadi terasa kaku, darah tinggi, sering sakit kepala, tergantung dari mineral mana yang dikompensasi dari tubuh," kata Venni.
Berita baiknya, Imedco sebuah perusahaan yang berkolaborasi dengan berbagai perusahaan multinasional hadir membawa solusi atas permasalahan sendi dengan menghadirkan sebuah produk yang merupakan terobosan di dunia kesehatan, Yusitu.
Selain daripada itu produk ini hadir untuk menyembuhkan bukan sekadar pereda nyeri semata. Karena produk ini secara fungsi juga mampu menambal malnutrisi yang terjadi di tubuh penderita dan merangsang tubuh untuk regenerasi bantalan tulang dan tulang rawan yang rusak. Akibatnya, secara berangsur-angsur tubuh akan beregenerasi dan sembuh selayaknya tubuh normal.
Baca juga: Masyarakat Masih Mengabaikan Penyakit Tulang Keropos
Maka tidak heran di negara asalnya, yakni Amerika Serikat produk ini merupakan produk favorit yang menjadi solusi masalah 16,6% negara asalnya.
Produk ini hadir dengan nama paten UC-II, Undernatured Type II Collagen.
Di Indonesia, Imedco menghadirkannya dengan nama dagang Yusitu. Efeknya produk ini pun cukup menjadi unggulan dalam membantu masyarakat Indonesia dalam mengobati berbagai masalah persendian.
Yusitu ini didukung dengan penelitian puluhan tahun dan telah membantu jutaan orang di negaranya. Pertama kali diluncurkan produk ini mendapat sambutan cukup baik. Anda bisa mengunjungi tautan berikut untuk mempelajari produk lebih jauh https://yusitu.id
Ahli sebut wanita rentan Osteoarthritis
Senin, 30 Desember 2019 15:57 WIB
Bukan sekadar pereda nyeri semata. Namun juga mampu menambal malnutrisi yang terjadi di tubuh penderita dan merangsang tubuh untuk regenerasi bantalan tulang dan tulang rawan yang rusak