Jakarta (ANTARA) - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah menjamin pasokan air baku untuk kebutuhan air bersih dan air minum sebesar 500 liter per detik (lpd) bakal tetap mengalir.
"Untuk kebutuhan air baku masih sangat cukup terpenuhi karena air baku itu sudah kami perhitungkan, setahun itu 90 persen sudah dijamin aman," ujar Bambang di Bendung Pasar Baru Tangerang, Banten, Jumat.
Menurut Bambang, saat ini sedang dibangun intake atau penampungan air baku Sinatala berkapasitas 1.000 liter per detik.
Penampungan air baku tersebut baru bisa dimanfaatkan separuhnya karena kapasitas instalasi pengolahan air (IPA) baru dibangun sebesar 500 lpd.
"Yang berfungsi baru 500 karena IPA nya 500. Tapi kami siapkan intake ini sampai 1.000 liter per detik. Intake ini bisa memenuhi kebutuhan air minum Kota Tangerang maupun Bandara (Soekarno Hatta)," kata Bambang.
Bambang menambahkan kewajiban Direktorat Sumber Daya Air itu membangun intake dari sumber airnya, kemudian pompa, rumah pompa, jaringan air baku atau transmisinya air baku dan sampai ke IPA atau Water Treatment Plan (WTP).
"Mulai dari WTP atau IPA ke jaringan distribusinya itu sudah Direktorat Cipta Karya. Dan ada lagi jaringan ke semua Rumah Tangga, itu sudah PD Air Minum (PDAM) yang melanjutkan," ujar Bambang.Baca juga: Seorang calon haji Banten meninggal dunia di Madinah
Debit air di sungai Cisadane dalam dua minggu terakhir ini terjadi penurunan 1,20 meter kubik karena musim kemarau. Akibatnya, sejumlah lahan pertanian di sekitar wilayah Bendung Pasar Baru Cisadane mengalami kekeringan.
“Normalnya tinggi muka air itu 12,50 meter, sekarang hanya 11,30 meter,” kata Bambang.
Terdapat lima desa yang mengalami kekeringan akibat pengaruh irigasi lahan yang tak bekerja secara maksimal. Lima desa itu berada di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.
"Untuk Cisadane barat laut ini (9.525 hektare) ada 710 hektare mengalami kekeringan. Jadi sepuluh persen sudah mengalami kekeringan," ujar Bambang.
Lima desa yang mengalami kekeringan di antaranya: Desa Kedung Dalem (90 hektare), Tegal Kunir Kidul (290 hektare), Tegal Kunir Lor (210 hektare), Banyu Asin (58 hektare), dan Marga Mulya (62 hektare).
Untuk mengatasi hal ini, BBWSCC merencanakan sejumlah proyek perbaikan pintu air di Bendung Pasar Baru. Bambang menyebut saat ini terdapat pembangunan 10 pintu air yang masing-masing tingginya 10 meter. Pembangunan yang masih berjalan itu dimulai sejak 2017 dan ditargetkan rampung tahun ini, sejauh ini sudah ada enam pintu yang berhasil dibangun.
Berdasarkan catatan BBWSCC, rehabilitasi Bendung Pasar Baru Cisadane menelan anggaran sebesar Rp90 miliar.
"Kami berharap walaupun air datang berkurang tapi pintu ini tidak bocor. Paling tidak bisa mempertahankan volume air sungai Cisadane," ujar Bambang.
Pintu itu nanti memakai sistem listrik motor otomatis, jadi bila ada panel-panel manual nanti akan diganti semua. "Kalau mau lihat panel harus jalan di atas. Tinggal pencet saja tombolnya nanti pintu ini turun. Pencet lagi terangkat," ujar Bambang.
Bambang mengatakan akhir tahun ini akan selesai semua perbaikan bendung yang memiliki sepuluh pintu itu. "Kemarin itu ada pintu yang selesai kami perbaiki masih bocor ternyata. Ada bautnya yang bengkok, tapi sudah kami perbaiki. Ditargetkan berfungsi 2019," tandas Bambang.
Baca juga: Gubernur Banten protes Kemenkes terkait penurunan tipe 21 rumah sakit