Lebak (ANTARA) - Produksi jagung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sepanjang Januari sampai Juni 2019 menembus 14.150 ton, sehingga meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
"Semua produksi jagung itu ditampung oleh perusahaan pakan dengan harga relatif baik dan menguntungkan," kata Kepala Seksi Padi dan Palawija Distabun Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Lebak, Sabtu.
Produksi jagung di Kabupaten Lebak tahun ini dinyatakan berhasil dengan produktivitas rata-rata 6 ton/hektare. Padahal, produktivitas jagung tahun sebelumnya hanya 4 ton/hektare.
Peningkatan produktivitas itu tentu menguntungkan pendapatan ekonomi petani.
Saat ini, kata dia, harga jagung ditampung perusahaan pakan sebesar Rp3.800/kg.
Perusahaan pakan yang menampung produksi jagung petani itu antara lain, Charoen Phohphand, Balaraja, Jaffa, Serang, perusahaan pakan Sukabumi dan perusahaan pakan Lampung.
Baca juga: Suku pedalaman Badui sambut positif program BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Jokowi dan Prabowo dijadwalkan ketemuan di stasiun MRT Lebak Bulus
Apabila, harga jagung Rp3.800/kg dengan produktivitas 6 ton/hektare maka diakumulasikan pendapatan petani Rp22.800.000/hektare.
Dari pendapatan Rp22.800.000 dipastikan petani bisa meraup keuntungan bersih sekitar Rp9 juta, karena biaya produksi mencapai Rp13 juta/hektare.
"Saya kira keuntungan Rp9 juta/hektare itu cukup baik," katanya.
Ia mengatakan, selama ini, usaha pertanian jagung di Kabupaten Lebak menggeliat, karena secara langsung menopang pendapatan ekonomi keluarga juga penyerapan lapangan pekerjaan.
Bahkan, taraf kehidupan petani jagung di Desa Bulakan, Gunungkendeng, Tanjungsari dan Kramat Jaya Kecamatan Gunungkencana relatif baik dan sejahtera.
Mereka bisa membangun rumah, menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi juga dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Mekkah.
Pemerintah daerah mendorong petani terus meningkatkan produksi dan produktivitas jagung sebab keuntungan petani jagung relatif baik dibandingkan pertanian pangan dan hortikultura.
"Kami ke depan petani melaksanakan penerapan teknologi pertanian guna meningkatkan produksi dan produktivitas," ujarnya.
Seorang petani di Kecamatan Gungkencana Kabupaten Lebak, Wawam (55), mengakui bahwa dirinya sangat terbantu ekonomi dari usaha budi daya jagung.
Belum lama ini, kata dia, dirinya menjual jagung sebanyak 10 ton menghasilkan pendapatan Rp20 juta dari lahan seluas dua hektare.
"Kami mengembangkan tanaman jagung itu karena pemasarannya begitu mudah dengan ditampung oleh perusahaan pakan," katanya.
Baca juga: BPBD Lebak: Stok logistik hadapi kemarau cukup
Baca juga: Akademisi nilai pendidikan madrasah diminati masyarakat
Produksi jagung Lebak tembus 14.150 ton
Sabtu, 13 Juli 2019 20:06 WIB
Semua produksi jagung itu ditampung oleh perusahaan pakan dengan harga relatif baik dan menguntungkan