Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd menilai masyarakat Kabupaten Sigi agar menjaga kelestarian alam dan bersahabat dengan lingkungan, karena selain sebagai bentuk upaya pencegahan terjadinya bencana, alam juga akan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat setempat.
"Selain bersabar dan ikhlas menerima ujian dari Allah, kita juga dianjurkan untuk berikhtiar bangkit dari keterpurukan dan juga senantiasa bersahabat dengan alam, tidak merusak dan mengotorinya," ucap Prof Sagaf Pettalongi, di Sigi, Rabu.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah itu mengemukakan, Islam menganjurkan umatnya untuk bersabar dan ikhlas menerima ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, sebut dia, Islam juga menganjurkan untuk berikhtiar bangkit dari keterpurukan, serta harus menjaga dan bersahabat dengan alam di sekitar.
Menjaga alam dan melestarikan alam, kata dia, masyarakat akan terhindar dari ancaman bencana longsor dan banjir bandang.
"Dengan menjaga alam dan lingkungan, maka pada akhirnya alampun akan menjaga dan bersahabat dengan manusia, dengan memberikan banyak manfaat kepada manusia, bukan kemudharatan," sebut dia.
Prof Sagaf Pettalongi MPd bersama Ketua Dharma Wanita IAIN Palu Dra Hj Andi Dara Dewi MPd, dan pimpinan perguruan tinggi tersebut meninjau lokasi bencana banjir Sigi di Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan, sekaligus menyerahkan bantuan stimulan kepada korban terdampak bencana banjir.
Penyerahan bantuan di serahkan secara simbolis oleh Prof Sagaf Pettalongi dan Dra Hj Andi Dara Dewi MPd kepada korban terdampak, dan kepada Ketua Posko Peduli Bencana Sigi dari Unit Kegiatan Mahasiswa Mapala Muhibbul Bi'ah IAIN Palu, Rabu.
Sebelumnya, Bupati Sigi Moh Irwan perintahkan penghentian penebangan pohon secara liar dan tanpa izin di pegunungan sekitar Desa Bangga yang merupakan daerah terdampak paling parah banjir bandang yang terjadi Minggu malam (28/4).
"Saya perintahkan agar dihentikan penebangan-penebangan pohon ini. Bukan saya menuduh tapi menduga masih ada masyarakat yang menebang pohon karena melihat itu sebagai mata pencaharian," katanya usai meninjau korban banjir bandang di Desa Bangga, Senin (29/4).
Buktinya, saat banjir bandang menerjang disertai dengan batangan-batangan pohon, baik pepohonan utuh dengan akar-akarnya yang terbawa banjir maupun batang-batang pepohonan yang telah terpotong menjadi beberapa bagian.
Menurut dia, banjir bandang yang terjadi dikaitkan dengan penebangan liar atau illegal logging yang terjadi di pegunungan di sekitar Desa Bangga yang menyebabkan material lumpur dari tanah bercampur pasir mengubur rumah warga.
"Imbauan kepada masyarakat. Mungkin-mungkin, kalau kita lihat akar-akar pohon dengan pohon-pohon bekas barangkali penebangan liar dan lain sebagainya ini harus dihentikan," ucapnya.
Selain itu Irwan menegaskan jika Pemerintah Kabupaten Sigi tidak menutup mata atas bencana banjir bandang Minggu malam yang menerjang Desa Bangga dan sejumlah desa di Sigi.
"Kalau kita liat di medsos (media sosial) dikatakan pemerintah tidak ada, pemerintah kemana dan sebagainya. Saya tegaskan pemerintah ada, kita di sini. Buktinya kita sudah memberi bantuan berupa beras dua ton di dapur-dapur umum untuk pengungsi. Kita juga sudah mendirikan tenda pengungsian dan posko kesehatan," katanya.
Prof Sagaf : pelihara alam, dan alam akan beri banyak manfaat
Rabu, 1 Mei 2019 20:00 WIB
Menjaga alam dan melestarikan alam,, masyarakat akan terhindar dari ancaman bencana longsor dan banjir bandang.