Lebak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten meminta masyarakat agar mewaspadai penularan penyakit malaria menyusul meningkatnya curah hujan selama beberapa pekan terakhir ini.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Lebak Paryono di Lebak, Senin, mengatakan penularan penyakit malaria tahun ini mengalami peningkatan hingga 24 kasus dibandingkan 2024 sebanyak 8 kasus.
Peningkatan penularan penyakit yang bisa mematikan jika tidak segera diberikan pengobatan itu patut diwaspadai, terlebih curah hujan cukup tinggi.
Selama ini, kata dia, daerah pesisir pantai masuk kategori rawan penularan malaria karena populasi nyamuk Anopheles berkembangbiak di laguna-laguna pantai.
Namun demikian, kebanyakan dari 24 penderita malaria di Kabupaten Lebak itu kiriman dari luar daerah, sepreti Papua dan Asahan, Sumatera Utara.
Baca juga: 1.000 kasus malaria terjadi di Sinaboi Rokan Hilir Riau
Terkait pasien malaria, ia menjelaskan, ditangani di RS Malingping sebanyak 10 orang, RS Kartini Rangkasbitung 2 orang, Puskesmas Pajagan 2 orang, Puskesmas Binuangeun 6 orang RSUD Adjidarmo Rangkasbitung 1 orang, Puskesmas Cihara 2 orang dan Puskesmas Bayah 1 orang.
"Kasus malaria ini tidak ditemukan korban meninggal dunia, karena mereka cepat mendapat perawatan medis," katanya.
Menurut dia, penanganan kasus malaria di Kabupaten Lebak sudah optimal, dan terus diupayakan untuk eliminasi.
Bahkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tahun 2022 memperoleh sertifikat eliminasi malaria dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sehingga Lebak menjadi daerah bebas malaria.
"Kami bekerja keras agar masyarakat tetap waspada dan melakukan pencegahan penyakit malaria," katanya menjelaskan.
Baca juga: Atasi AIDS, TBC, dan malaria, Pemkot Serang libatkan lintas sektor
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengajak masyarakat melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit malaria.
Selain itu, juga petugas medis melakukan penyemprotan larvaciding guna membunuh jentik-jentik nyamuk Anopheles yang berkembangbiak di laguna-laguna yang ada di pantai.
Selanjutnya, petugas medis juga menyebar ikan kepala timah untuk membunuh jentik nyamuk itu pada laguna sekitar pantai.
Petugas medis juga membagikan kelambu kepada warga di daerah endemis malaria untuk menghindari gigitan nyamuk.
"Gerakan ini salah satu upaya untuk mengantisipasi penularan penyakit malaria," katanya.
Baca juga: Dinkes Kota Tangerang ajak masyarakat aktif putus rantai penularan malaria
Ia mengatakan ,malaria biasanya menyerang pada curah hujan tinggi sehingga masyarakat pesisir diminta untuk mewaspadai penyakit tersebut.
Namun demikian, kata dia, hingga saat penyakit kasus penyakit malaria di Kabupaten Lebak tidak pernah dialami kejadian luar biasa (KLB).
"Saya minta jika warga mengalami demam tinggi dan dingin menggigil maka segera pergi untuk berobat ke puskesmas maupun rumah sakit," katanya.
Ia menyatakan, untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan petugas medis pihaknya setiap tahun mengadakan pelatihan bimbingan teknis bagi petugas laboratorium dan petugas lapangan agar dapat terdeteksi munculnya gejala penyakit malaria tersebut.
Baca juga: Ada KLB Malaria di Desa Kuala Selat Inderagiri Hilir
