Pekanbaru, (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau menangani 1.000 kasus malaria di Kabupaten Rokan Hilir dengan memberikan penyuluhan kesehatan dan pemberian bantuan kelambu kepada masyarakat setempat.
Pelaksana tugas Kepala Dinkes Riau Widodo mengatakan kegiatan ini dilaksanakan karena lokasi itu merupakan daerah reseptif malaria atau daerah yang berisiko tinggi terjadinya penularan malaria setelah ditemukan lebih dari 1.000 kasus.
“Tim kami memberikan bantuan kelambu, melakukan indoor residual survey, mass blood survey serta monitoring dan evaluasi ikan pemakan jentik nyamuk,” katanya di Pekanbaru, Senin.
Baca juga: Atasi AIDS, TBC, dan malaria, Pemkot Serang libatkan lintas sektor
Timnya melakukan penanganan bersama dengan tim ahli dari laboratorium kesehatan masyarakat Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pihaknya melakukan penyuluhan di sekolah dan rumah masyarakat sekitar.
Dia mengatakan jumlah kasus di Kecamatan Sinaboi merupakan yang terbanyak di Rokan Hilir tahun 2025. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan daerah lain, seperti Kecamatan Pasir Limau Kapas yang ditemukan 500 kasus.
"Kasus malaria di Sinaboi mengalahkan jumlah kasus di Kecamatan Pasir Limau Kapas sebanyak 500 kasus. Mobilisasi penduduk yang tinggi memerlukan aksi segera lintas program dan sektor secara terpadu untuk mengatasinya," sebutnya.
Meskipun banyak temuan kasus malaria di Kecamatan Sinaboi, hingga saat ini belum ditemukan korban jiwa atas penyakit tersebut. Hal ini karena penanganan cepat yang dilakukan oleh tim kesehatan.
“Tidak ada korban jiwa, karena penanganan yang cepat dari pusat kesehatan masyarakat pembantu, Puskesmas hingga ke rumah sakit,” ujarnya.
Baca juga: Dinkes Kota Tangerang ajak masyarakat aktif putus rantai penularan malaria
