Serang (ANTARA) - Bupati Serang Ratu Rachmatu Zakiyah meminta masyarakat setempat untuk menjaga lingkungan masing-masing dengan tidak membuang sampah sembarangan untuk mencegah terjadinya banjir.
”Kami sudah berkunjung ke lokasi banjir di Kampung Mekarsari, Desa Margasari, dan ternyata memang tinggi air hingga masuk ke dalam rumah warga itu kurang lebih sekitar 50 sampai 60 cm," kata Zakiyah di Serang, Rabu.
Ia mengatakan banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan kondisi drainase yang tidak baik atau menyempit akibat tumpukan sampah di lokasi tersebut.
Dampaknya, ada dua titik kecamatan di Kabupaten Serang yang terdampak banjir, yakni Kecamatan Pulo Ampel dan Baros, dan yang terparah di Kampung Mekar Sari, Desa Marga Sari, Kecamatan Pulo Ampel.
"Kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya di Desa Marga Sari dan Desa Banyuwangi, Kecamatan Pulo Ampel agar menjaga lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan," ujarnya.
Baca juga: 90 rumah hingga kantor desa Kabupaten Serang terendam banjir
Menurutnya, adanya tumpukan sampah dengan kondisi drainase yang kecil, akan menyumbat aliran air dan naik ke pemukiman warga hingga menyebabkan banjir.
"Kalau terus membuang sampah sembarangan pasti akan banjir lagi, kalau kita tidak menjaga lingkungan. Ayo, gerakan gerebek sampah agar desa bebas sampah,” ucapnya.
Pihaknya memastikan mencari solusi terbaik agar banjir tidak terjadi kembali dan mengoordinasikan hal ini dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang kemungkinan ada kewenangan, yang bukan menjadi kewenangan dari Pemkab Serang.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Serang Ajat Sudrajat mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Kecamatan Pulo Ampel tepatnya di dua desa, yakni Desa Margasari dan Banyuwangi, akibat intensitas hujan tinggi dan kondisi drainase yang menyempit.
”Intensitas sedang hingga lebat dan disebabkan oleh jebolnya tanggul, ditambah kondisi drainase yang sempit, sehingga air meluap ke pemukiman warga," katanya.
Baca juga: Atasi banjir di Ciledug, Dinas PUPR Tangerang normalisasi Kali Wetan