Serang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengupayakan tumbuhnya sentra-sentra produksi pangan untuk pengendalian inflasi yang lebih efektif.
"Pemerintah mendorong tumbuhnya sentra-sentra produksi komoditas pangan pemicu inflasi, sebagai upaya untuk pengendalian inflasi," kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Banten Nana Supiana, di Serang, Senin.
Dikatakannya, komoditas pangan yang naik secara signifikan ditangani secara substansial, sehingga penanganan yang dilakukan dapat berdampak secara langsung.
"Kita juga terus melakukan monitor untuk memastikan harga komoditas pangan tetap stabil di pasaran," katanya.
Baca juga: Tarif listrik disebut kontributor utama inflasi bulanan Maret 2025
Menurutnya, menjaga psikologi pasar merupakan bagian yang penting. Diantaranya dengan melaksanakan operasi pasar untuk ketersediaan barang dan keterjangkauan harga serta melakukan komunikasi efektif untuk mencegah kepanikan pasar.
Tercatat pada April 2025, cabai rawit, bawang merah, dan daging sapi perlu dimonitor dan diwaspadai pergerakan harganya. Menurutnya, pergerakan harga ketiga komoditas tersebut masih terpengaruh pada konsumsi Hari Raya Idul Fitri 2025.
"Mungkin ini konsumsi lebaran, sehingga kita akan terus lakukan pemantauan kondisi di pasar," katanya.
Baca juga: Pemprov Banten gandeng Jasa Raharja tingkatkan kepatuhan pajak
Selain itu, lanjutnya, dari 23 komoditas pangan yang dipantau ada beberapa yang mengalami kenaikan. Di antaranya beras premium, beras medium, bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting, cabe merah besar, tepung terigu, bandeng, hingga garam konsumsi.
“Kenaikan tertinggi terjadi di Kabupaten Serang,” ucapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, pada bulan Maret 2025 sebesar 2,02 persen. Inflasi tahun ke tahun sebesar 0,28 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender mencapai 0,70 persen.
Baca juga: Wagub Banten ajak pelaku usaha wujudkan pembangunan berkelanjutan